Antara Benci dan Cinta
Oleh : Afnan Hadikusumo
Aku tak tahu apa yang terjadi..
Antara aku dan Kau..
Yang ku tahu pasti aku benci untuk mencintaimu….
Ini salah satu bait lagunya Naif yang berjudul “Benci Untuk Mencinta”. Antara benci dan cinta itu memang beda tipis, karena digerakan oleh hormon yang sama yakni hormon oxytocin.
Beberapa waktu yang lalu kita disuguhi pertunjukan drama penyusunan RAPBD di DKI jakarta maupun di Jawa Timur. Yang di DKI Jakarta kasusnya adalah pengawasan yang prematur, sedangkan di Jawa Timur drama pelemparan berkas RAPBD oleh anggota DPRD, andai saja anggota tersebut memiliki rasa peri pemberkasan tentu tidak akan terjadi hal demikian. Andai berkas itu adalah makhluk bernyawa pati akan protes.
Jika anggota DPRD tersebut ditanya tentang cara yang dilakukannya tersebut jawabannya klasik, yakni kecintaannya kepada Kepala Daerah untuk menciptakan clean goverment dan good governance. Maka kembali lagi, antara benci dan cinta itu beda tipis. Karena tergantung dari niyat yg bersangkutan dan niyat itu hanya diketahui dirinya sendiri.
Maka Rasulullah pernah mengingatkan sebagaimana hadist riwayat (HR) Turmidzi : “Cintailah orang yang engkau cintai itu sekedarnya saja, sebab barangkali suatu hari dia akan menjadi orang yang engkau benci, dan bencilah orang yang tidak engkau sukai itu sekedarnya saja sebab barangkali suatu hari dia akan menjadi orang yang kamu cintai.” Hikmah yang bisa diambil adalah, walaupun niyatnya baik. Tapi harus tetap melihat prosedur, aturan, serta menjaga adab dan kesusilaan dalam penyampaiannya.
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow