Penutupan TikTok Music dan Pelajaran yang Bisa kita Petik Darinya

Penutupan TikTok Music dan Pelajaran yang Bisa kita Petik Darinya

Smallest Font
Largest Font

Oleh: Nashrul Mu'minin

Mediamu.com - Sebagai seorang mahasiswa, saya mengamati bahwa penutupan TikTok Music pada akhir November 2024 memberikan pelajaran penting bagi pengguna dan pengembang layanan digital. Dalam era digital yang terus berkembang, layanan streaming musik menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari. Namun, keputusan ByteDance selaku pengembang menciptakan tantangan dan kesempatan bagi pengguna untuk beradaptasi.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Konteks Penutupan TikTok Music

TikTok Music, yang diluncurkan di Indonesia dan beberapa negara lain pada Juli 2023, akan berhenti beroperasi pada tanggal 28 November 2024. Pengguna yang memiliki langganan akan mendapatkan pengembalian dana, namun mereka juga harus mengambil langkah-langkah tertentu, seperti memindahkan playlist sebelum batas waktu. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya bagi pengguna untuk proaktif dalam mengelola akun dan data mereka.

Proaktif dalam hal ini adalah sikap kita untuk menjaga—data—diri dan menyiapkan hal-hal untuk masa depan. Ini seperti yang telah Allah firmankan dalam Al-Qur'an, Surah Al-Hashr (59:18):

 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّـهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ

"Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap jiwa memeriksa apa yang telah dipersiapkan untuk hari esok."

Ayat ini mengingatkan kita untuk selalu mempersiapkan diri menghadapi masa depan, termasuk dalam hal mengelola layanan digital yang kita gunakan. Pengguna TikTok Music perlu memikirkan langkah-langkah yang harus diambil sebelum layanan tersebut ditutup.

Rasulullah SAW juga mengajarkan pentingnya perencanaan. Dalam sebuah hadis, beliau bersabda:

اعمل لدنياك كأنك تعيش أبدا، واعمل لآخرتك كأنك تموت غدا

"Beramallah untuk duniamu seakan-akan kamu hidup selamanya, dan beramallah untuk akhiratmu seakan-akan kamu mati besok."

Hadis ini mengingatkan kita untuk mengambil tindakan yang bijak dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam penggunaan aplikasi dan layanan digital.

Dengan penutupan TikTok Music, pengguna harus menyadari pentingnya untuk memindahkan playlist mereka ke platform lain sebelum batas waktu. Ini adalah kesempatan untuk mengevaluasi kembali preferensi musik dan mencari alternatif yang mungkin lebih baik.

Keadilan Sosial dalam Akses Teknologi

Muhammadiyah, sebagai organisasi yang mengedepankan keadilan sosial, mendorong setiap individu untuk mendapatkan akses yang setara terhadap teknologi. Penutupan layanan seperti TikTok Music menunjukkan bahwa tidak semua platform akan bertahan, dan pengguna harus adaptif dalam mencari solusi lain. Hal ini sejalan dengan prinsip yang tertuang dalam Q.S. Al-Maidah ayat 2:

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى

"Dan tolong-menolonglah kamu dalam kebajikan dan takwa."

Pembelajaran untuk Pengembang Layanan

Bagi pengembang layanan seperti TikTok Music, penutupan ini memberikan pelajaran penting tentang pentingnya memahami kebutuhan pengguna dan beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan pasar. Dalam industri yang kompetitif, inovasi dan keberlanjutan adalah kunci untuk bertahan.

Pengembang harus terus melibatkan pengguna dalam pengembangan produk mereka. Umpan balik dari pengguna sangat penting untuk memahami apa yang mereka butuhkan dan inginkan. Hal ini sejalan dengan prinsip Muhammadiyah untuk mendengarkan suara masyarakat dan mengintegrasikannya dalam setiap langkah pembangunan.

Penutupan TikTok Music adalah pengingat bagi kita semua, baik pengguna maupun pengembang, tentang pentingnya perencanaan dan adaptasi di era digital. Kita harus terus mempersiapkan diri dan beradaptasi dengan perubahan yang ada. Dalam konteks ini, kita perlu memastikan bahwa setiap langkah yang diambil sejalan dengan prinsip keadilan, kolaborasi, dan inovasi.

Melalui pengalaman ini, pengguna TikTok Music diharapkan dapat belajar untuk lebih bijak dalam memilih platform dan mengelola data mereka. Pengembang, di sisi lain, perlu terus berinovasi dan mendengarkan kebutuhan pengguna agar dapat bertahan dalam industri yang cepat berubah ini.

Referensi

  1. Al-Qur'an, Surah Al-Hashr (59:18)
  2. Al-Qur'an, Surah Al-Ma'idah (5:2)
  3. Hadis Nabi Muhammad SAW, riwayat Al-Bukhari
  4. Buku "Digital Transformation: A Model to Master Digital Disruption" oleh Thomas Siebel
  5. Artikel "The Future of Music Streaming" di Jurnal Musik dan Teknologi
  6. Buku "Innovate or Die: The Business of Technology" oleh Nathan Furr
  7. Jurnal "The Role of User Feedback in Service Development" oleh Sarah K. Smith
  8. Laporan "Trends in Digital Music Consumption" oleh IFPI
  9. Buku "Understanding Digital Platforms: A Guide for Users" oleh Rebecca K. Smith
  10. Artikel "Social Justice in Digital Spaces" di Jurnal Keadilan Sosial.

***

Penulis Adalah Mahasiswa Universitas Cokroaminoto Yogyakarta

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow

Berita Terkait

Paling Banyak Dilihat