Kurikulum Terselubung dalam Buku Pelajaran
Oleh Sucipto*
MEDIAMU.COM - Dalam dunia pendidikan, buku merupakan salah satu faktor pendukung yang digunakan untuk menyampaikan pengetahuan kepada siswa. Buku berfungsi sebagai sumber informasi, pun sebagai sarana untuk menanamkan nilai-nilai dan budaya tertentu. Disinilah pentingnya guru memiliki kesadaran yang mendalam tentang konten dari buku yang digunakannya di sekolah. Hal ini terkait erat dengan konsep yang dikenal sebagai kurikulum terselubung atau tersembunyi (hidden curriculum), yaitu pesan-pesan atau nilai-nilai yang disampaikan secara implisit di dalam kelas melalui materi atau yang terdapat dalam buku pelajaran.
Beberapa peneliti yang diungkapkan dalam artikel Chao yang berjudul The Hidden Curriculum of Cultural Content in Internationally Published ELT Textbooks menyebutkan bahwa ideologi dan pesan dalam buku pelajaran sering kali tersampaikan secara tidak sengaja saat siswa belajar. Pesan-pesan ini meliputi nilai-nilai, norma-norma, dan sikap yang terbentuk tanpa disadari selama proses membaca, dan dapat memengaruhi perilaku siswa.
Peran Buku dalam Pendidikan
Buku memegang peran yang krusial dalam proses belajar-mengajar. Buku yang digunakan di sekolah merupakan bahan utama dalam penyampaian materi sesuai dengan kurikulum resmi yang berlaku. Buku pelajaran, misalnya, dirancang untuk menyampaikan materi yang harus dikuasai oleh siswa dalam mata pelajaran tertentu. Ada juga buku pegangan guru yang yang berisi tentang bagaimana materi harus diajarkan, serta buku bacaan siswa yang digunakan untuk memperkaya pengetahuan mereka. Namun, kita harus faham bahwa peran buku dalam pendidikan tidak hanya sebatas penyampai informasi, ia juga sebagai media mengandung nilai-nilai tertentu, baik secara eksplisit maupun implisit. Misalnya, dalam buku-buku sejarah, kisah pahlawan nasional sering kali disajikan untuk menanamkan sifat keberanian, pengorbanan, semangat perjuangan dan cinta tanah air.
Kurikulum tersembunyi terdapat dalam setiap buku. Teks dan gambar-gambar dalam buku membawa pesan-pesan atau nilai-nilai yang tidak secara eksplisit tercantum dalam kurikulum formal. Pesan-pesan ini bisa berbentuk nilai-nilai budaya, sosial, moral, atau ideologi tertentu yang mungkin tidak disadari oleh guru dan siswa. Sebagai contoh, dalam buku pengajaran bahasa Inggris sering kali terdapat bacaan biografi yang disertai dengan beberapa latihan berdasarkan teks tersebut. Biografi tokoh masyarakat mengandung nilai-nilai kepemimpinan, nasionalisme, patriotisme, dan humanisme. Di sisi lain, misalnya ada buku pelajaran yang lebih banyak menampilkan biografi artis. Secara tidak langsung, ini membawa pesan tentang kepribadian yang melekat pada selebriti yang ditampilkan, yang sering dijadikan contoh oleh para siswa yang masih muda dan suka mengikuti gaya atau budaya pop, yang belum tentu baik bagi diri mereka dan masa depan mereka. Kurikulum tersembunyi ini dapat memengaruhi siswa secara signifikan karena melalui proses pembelajaran, siswa tidak hanya mempelajari materi akademis, tetapi juga menyerap nilai-nilai dan norma-norma yang disampaikan secara implisit dalam buku-buku tersebut. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk memiliki kesadaran dan pemahaman tentang keberadaan kurikulum tersembunyi ini.
Pentingnya Kesadaran Guru terhadap Kurikulum Tersembunyi
Kesadaran guru terhadap kurikulum tersembunyi dalam buku-buku yang digunakan di sekolah adalah satu hal yang sangat penting. Guru bertanggung jawab tidak hanya mengajarkan materi yang tercantum dalam kurikulum resmi, tetapi juga untuk memastikan bahwa pesan-pesan implisit yang disampaikan melalui buku-buku tersebut sesuai dengan nilai-nilai yang ingin ditanamkan kepada siswa. Langkah pertama yang dapat dilakukan guru adalah dengan secara kritis menilai buku-buku yang digunakan di kelas. Ini termasuk memeriksa konten buku untuk melihat apakah ada bias, stereotip, atau nilai-nilai tertentu yang mungkin tidak sesuai dengan tujuan pendidikan yang ingin dicapai. Guru perlu berdiskusi dengan rekan-rekan sejawat untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang kurikulum tersembunyi.
Selain itu, kerja sama yang baik antara guru, pengembang kurikulum, dan penerbit buku pelajaran sangat penting untuk memastikan bahwa kurikulum tersembunyi di dalam materi pembelajaran tidak bertentangan dengan nilai-nilai pendidikan yang diinginkan. Guru dapat mengusulkan perbaikan pada konten buku yang dianggap kurang sesuai, sehingga penerbit dapat merevisi materi agar lebih sejalan dengan prinsip-prinsip pendidikan untuk membentuk karakter yang baik. Dengan demikian, proses pengajaran tidak hanya menjadi sarana penyampaian pengetahuan akademis tetapi juga menjadi alat untuk membentuk karakter siswa sesuai dengan nilai-nilai yang diinginkan oleh masyarakat dan bangsa.
Pemahaman guru tentang kurikulum tersembunyi juga harus mencakup pengaruh budaya terhadap perkembangan karakter siswa. Buku pelajaran yang digunakan di sekolah sering kali memuat representasi budaya yang beragam, sehingga penting bagi guru untuk memastikan bahwa siswa dapat menghargai serta memahami perbedaan budaya yang ada. Dengan cara ini, siswa tidak hanya belajar bahasa atau mata pelajaran tertentu, tetapi juga mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan empati terhadap berbagai perspektif budaya. Mengintegrasikan nilai-nilai lokal yang relevan ke dalam materi pembelajaran juga dapat membantu siswa membangun identitas yang kuat dan positif. Hal ini penting agar siswa tumbuh menjadi individu yang memiliki karakter mulia dan mampu beradaptasi serta berkontribusi dalam masyarakat yang semakin global dan multikultural.
Dampak Positif dan Negatif Kurikulum Terselubung
Kurikulum tersembunyi dapat memiliki dampak positif atau negatif tergantung pada nilai-nilai yang disampaikan. Jika pesan-pesan yang terkandung dalam buku-buku sekolah sejalan dengan nilai-nilai yang diinginkan, seperti toleransi, keadilan, dan kesetaraan, maka kurikulum tersembunyi dapat membantu membentuk karakter siswa yang positif. Siswa tidak hanya akan berkembang secara akademis, tetapi juga secara moral dan sosial. Namun, jika kurikulum tersembunyi menyampaikan pesan-pesan yang bertentangan dengan nilai-nilai tersebut, seperti bias rasial, gender, atau sosial, termasuk budaya hedonisme maka dampaknya bisa merugikan. Siswa mungkin tanpa sadar mengadopsi pandangan-pandangan yang sempit atau diskriminatif, yang dapat memengaruhi cara mereka berinteraksi dengan orang lain di masyarakat.
Konten buku, baik berupa teks tertulis maupun gambar-gambar, memiliki potensi yang dapat memengaruhi sikap dan nilai-nilai siswa secara mendalam. Buku pelajaran yang dirancang dengan baik dapat memperkenalkan siswa pada beragam perspektif dan nilai-nilai yang memperkaya pengalaman belajar mereka, seperti menghargai keberagaman budaya dan memahami kompleksitas isu sosial. Sebagai contoh, gambar yang representatif dan teks yang mencerminkan berbagai budaya dapat membantu siswa mengembangkan pemahaman yang lebih inklusif. Namun, jika kurikulum tersembunyi dalam buku pelajaran tidak diperhatikan dengan cermat, baik melalui teks maupun ilustrasi, hal itu bisa berpotensi memperkuat pandangan sempit atau norma-norma yang tidak baik. Penggambaran yang tidak seimbang mengenai kelompok sosial atau budaya tertentu, baik dalam teks maupun gambar, dapat menyebabkan siswa mengembangkan stereotip atau prasangka. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk melakukan analisis mendalam terhadap semua elemen konten buku pelajaran untuk memastikan bahwa pesan yang disampaikan mendukung pembentukan pemahaman yang luas dan baik, serta menghindari potensi dampak negatif yang dapat memengaruhi perkembangan siswa secara keseluruhan.
Sebagai contoh, dalam buku pelajaran bahasa Inggris untuk SMA, terdapat nama-nama artis, misalnya Agnes Mo, Tom Cruise, dan beberapa judul film seperti Harry Potter, Ring, Peanuts, Twilight. Selain itu, terdapat beberapa ungkapan dalam konteks yang berhubungan dengan film, contohnya, “Would you like to go to movies? Let's watch the movie.” Konten-konten dalam buku pelajaran ini menggambarkan produk, praktik, dan tokoh budaya. Secara umum, konten yang berkaitan dengan menonton film dapat membentuk gaya hidup yang mungkin tidak sesuai untuk siswa. Banyak orang sering meniru gaya hidup karakter dalam film, meskipun karakter dalam film sering membawa pesan-pesan tertentu sesuai dengan pihak-pihak yang mendukung produksi film tersebut. Misalnya, jika ada minuman beralkohol yang dipromosikan, maka akan ditampilkan, begitu pula dengan rokok dan makanan lainnya yang tidak sehat. Semua ini untuk kepentingan keuntungan pengiklan.
Lebih lanjut dalam buku pelajarn bahasa Inggris SMA ditampilkan orang-orang terkenal dari negara-negara berbahasa Inggris yang disebutkan lebih banyak dibandingkan dengan orang-orang dari negara Internasional lain dan juga dari negara lokal (Indonesia). Karena lebih banyak orang dari berbudaya sasaran dan budaya Internasional yang disebutkan, hal ini berdampak kepada siswa secara tidak sadar, disitulah ada kurikulum tersembunyi. Chao dalam artikelnya mengatakan bahwa siswa secara tidak langsung akan percaya bahwa orang-orang terkenal dari negara-negara berbahasa Inggris dan negara internasional itu adalah orang-orang yang seharusnya kita pelajari. Padahal seharusnya siswa juga ditanamkan untuk banyak belajar dari para tokoh bangsa sendiri.
Dalam dunia pendidikan, buku adalah alat yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Namun, selain berfungsi sebagai sumber informasi, buku juga dapat menyampaikan pesan-pesan tersembunyi. Guru memiliki tanggung jawab untuk menyadari dan memahami keberadaan kurikulum tersembunyi ini, sehingga dengan itu dapat memastikan bahwa nilai-nilai yang disampaikan melalui buku-buku sekolah sesuai dengan tujuan pendidikan yang diinginkan. Karena sejatinya, pendidikan tidak hanya bertujuan menghasilkan siswa yang cerdas secara intelektual, tetapi juga yang memiliki keanggunan moral.
Buku pelajaran tidak pernah netral dari pesan-pesan tersembunyi. Namun, guru sebagai pengguna juga dapat menambah atau mengurangi materi untuk memastikan kesesuaian budaya. Guru perlu mendorong dirinya dan siswa untuk merenungkan dan mendiskusikan lebih dalam mengenai budaya yang dipilih oleh penulis. Guru harus sadar akan adanya kurikulum tersembunyi dalam buku yang mereka gunakan. Seperti yang ditegaskan dalam artikel 'The Hidden Curriculum in ELT Textbooks' oleh Sayedayn, yang penting bukanlah keberadaan kurikulum tersembunyi itu, tetapi kesadaran akan keberadaannya. Dengan kesadaran ini, guru dapat meminimalisir dampak negatif kurikulum tersembunyi dan mengarahkannya pada dampak yang positif.
*Penulis: Sucipto, Ph,D. adalah Kaprodi Pendidikan Bahasa Inggris UAD
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow