Muhammadiyah dan Peran Strategisnya dalam Menyukseskan Pemilu 2024

Muhammadiyah dan Peran Strategisnya dalam Menyukseskan Pemilu 2024

Smallest Font
Largest Font

Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu ciri utama demokrasi, menjadi instrumen penting untuk mewujudkan pemerintahan yang sah. Pemilu tidak hanya menjadi wadah untuk menentukan pemimpin, tetapi juga sebagai bentuk pendidikan politik bagi masyarakat. Menurut Syamsudin Haris, Pemilu merupakan sarana pendidikan politik yang langsung, terbuka, dan berskala besar, sehingga seharusnya mampu meningkatkan pemahaman serta kesadaran masyarakat terhadap demokrasi.

Bagi Indonesia, yang menganut sistem demokrasi, Pemilu adalah salah satu pilar penting dalam kehidupan berbangsa. Sejak pertama kali dilaksanakan pada tahun 1955, Indonesia telah menyelenggarakan Pemilu sebanyak 12 kali. Pemilu terakhir pada tahun 2019 menyisakan cerita pahit berupa polarisasi tajam di masyarakat, bahkan berujung pada 21-22 Mei 2019. Kejadian ini menunjukkan bahwa Pemilu yang seharusnya menjadi pesta demokrasi justru berubah menjadi konflik medan akibat kampanye hitam, penyebaran hoaks, dan propaganda negatif yang menyulut emosi masyarakat.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Polarisasi dan Peran Strategis Muhammadiyah

Perpecahan yang terjadi dalam Pemilu 2019 menjadi pelajaran penting bagi Pemilu 2024. Organisasi masyarakat, terutama Muhammadiyah, memiliki peran sentral dalam mendewasakan demokrasi Indonesia. Sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, Muhammadiyah tidak hanya fokus pada isu keagamaan, pendidikan, dan kemanusiaan, tetapi juga aktif dalam peran kebangsaan.

Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, menegaskan keterlibatan Muhammadiyah dalam kehidupan berbangsa merupakan implementasi dari dakwah amar ma'ruf nahi munkar. Prinsip ini diwujudkan melalui pendekatan yang elegan dan beradab, tanpa terlibat dalam politik praktis. Muhammadiyah memandang bahwa keterlibatannya dalam arena politik harus bertujuan untuk kemaslahatan umat, bukan sekedar mengejar kekuasaan.

Netralitas dan Kiprah Muhammadiyah dalam Pemilu

Netralitas Muhammadiyah dalam Pemilu bukan berarti organisasi ini pasif. Sebaliknya, Muham- madiyah yang aktif bersikeras untuk menjadi penjaga moral dan pengawas demokrasi. Beberapa peran strategis Muhammadiyah dalam Pemilu 2024 adalah:

  1. Edukasi Politik kepada Masyarakat
    Muhammadiyah secara konsisten memberikan pendidikan politik, baik melalui pengajian, seminar, maupun forum-forum lainnya. Edukasi ini tidak hanya mengajarkan pentingnya partisipasi dalam pemilu, tetapi juga bagaimana masyarakat dapat memilih dengan cerdas dan bijak berdasarkan rekam jejak dan program kerja calon pemimpin.
  2. Penguatan Etika Politik
    Muhammadiyah menekankan pentingnya etika dalam berpolitik, seperti kejujuran, transparansi, dan tanggung jawab. Melalui lembaga-lembaga pendidikan dan dakwahnya, Muhammadiyah terus mendorong politisi, termasuk kadernya, untuk menjaga integritas dalam setiap keputusan politik.
  3. Pengawasan terhadap Proses Pemilu
    Sebagai organisasi dengan jaringan luas, Muhammadiyah memiliki kapasitas untuk memantau setiap tahapan Pemilu, memastikan proses berlangsung dengan jujur, adil, dan transparan. Hal ini dilakukan melalui kolaborasi dengan lembaga-lembaga pemantau Pemilu serta melibatkan anggota Muhammadiyah di berbagai wilayah.
  4. Menjadi Penjembatan antara Pemerintah dan Masyarakat
    Muhammadiyah berperan sebagai mediator yang menghubungkan aspirasi masyarakat dengan pemerintah, khususnya dalam isu-isu yang sensitif. Dengan sikap independennya, Muhammadiyah dapat menjadi pihak yang dipercaya oleh kedua belah pihak.

Muhammadiyah dan Pemilu 2024

Menghadapi Pemilu 2024, Muhammadiyah telah menyusun langkah-langkah strategis untuk menjaga stabilitas bangsa. Beberapa hal yang menjadi fokus Muhammadiyah adalah:

  1. Mencegah Polarisasi
    Salah satu komitmen Muhammadiyah adalah mencegah polarisasi yang dapat memecah belah masyarakat. Organisasi ini mengimbau semua pihak untuk menjadikan Pemilu sebagai ajang kontestasi ide, bukan konflik identitas.
  2. Meningkatkan Kesadaran Pemilu sebagai Pesta Demokrasi
    Muhammadiyah mengajak masyarakat untuk menyambut Pemilu dengan suka cita dan semangat kebersamaan. Sikap ini penting untuk menciptakan suasana damai selama proses Pemilu berlangsung.
  3. Mendorong Kader Muhammadiyah untuk Berkompetisi Secara Elegan
    Muhammadiyah membuka ruang bagi kadernya yang ingin berkompetisi di Pemilu, dengan catatan tidak membawa atribut organisasi. Langkah ini bertujuan untuk menjaga netralitas Muhammadiyah sekaligus memberikan kesempatan bagi kader untuk berkontribusi lebih luas.
  4. Menyelenggarakan Uji Publik bagi Paslon
    Salah satu inovasi Muhammadiyah adalah menggelar uji publik untuk para calon di berbagai kampus Muhammadiyah. Forum ini menjadi wadah bagi masyarakat untuk mengevaluasi visi dan misi calon secara objektif.

Tantangan yang Dihadapi

Meskipun Muhammadiyah memiliki peran strategis, tantangan tetap ada. Beberapa di antaranya adalah:

  • Tekanan Politik
    Sebagai organisasi besar, Muhammadiyah sering kali menjadi target berbagai kepentingan politik. Menjaga netralitas di tengah dinamika politik yang kompleks merupakan tantangan yang berat.
  • Ekspektasi Publik yang Tinggi
    Dengan pengaruh dan kredibilitasnya, masyarakat memiliki ekspektasi tinggi terhadap Muhammadiyah. Jika tidak dikelola dengan baik, ekspektasi ini dapat menjadi beban yang mengganggu fokus organisasi.
  • Dinamisasi Internal
    Di tengah netralitas organisasi, ada kemungkinan muncul perbedaan pendapat di kalangan anggota terkait pilihan politik. Hal ini membutuhkan manajemen konflik yang baik agar tidak mengganggu keharmonisan internal.

Kesimpulan

Pemilu 2024 menjadi momentum penting bagi Muhammadiyah untuk menunjukkan peran strateginya dalam memperkuat demokrasi Indonesia. Dengan netralitas dan pendekatan yang konstruktif, Muhammadiyah tidak hanya menjadi penjaga moral bangsa, tetapi juga mendorong perubahan menuju demokrasi yang lebih sehat dan pengampunan.

Melalui pendidikan politik, pengawasan proses Pemilu, dan komitmen menjaga etika politik, Muhammadiyah diharapkan dapat berkontribusi dalam mewujudkan Pemilu yang jujur, adil, dan bebas dari polusi. Sejalan dengan visinya untuk mewujudkan Indonesia sebagai Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur , Muhammadiyah terus mendorong masyarakat untuk menjadikan pemilu sebagai pesta demokrasi yang penuh suka cita, bukan medan konflik.

Dengan sinergi yang baik antara Muhammadiyah, pemerintah, dan masyarakat, Pemilu 2024 diharapkan menjadi babak baru demokrasi Indonesia yang lebih dewasa dan inklusif.

Oleh : Asfun Nadia, dkk.
Mahasiswa UNISA (Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta)

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    1
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    1
    Sad
  • Wow
    0
    Wow

Berita Terkait