Mahasiswa Tetap Aktif Berkontribusi di Masa Pandemi
Oleh: Aysharil Surya
Pandemi Covid-19 memasuki tahun kedua di Indonesia. Adanya pandemi mengejutkan seluruh negara di dunia dan menyebabkan berbagai kegiatan terhenti. Salah satu yang terdampak adalah dunia pendidikan. Ada penyesuaian metode pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau disebut juga belajar secara daring.
Kemdikbud mengeluarkan keputusan PJJ di seluruh jenjang pendidikan mulai usia dini sampai perguruan tinggi. Di awal hal ini mendapatkan tanggapan pro dan kontra dari masyarakat. Lebih-lebih wilayah Indonesia yang luas ini belum merata akses internet. Juga ada masalah ekonomi dan lain-lain.
Salah satu inovasi yang dikeluarkan Kemdikbud adalah program Kampus Mengajar angkatan 1. Program ini merupakan bagian dari Kampus Merdeka yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar dan mengembangkan diri melalui aktivitas di luar kelas perkuliahan. Kegiatannya adalah pengabdian membantu sekolah dasar terutama daerah 3T (Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal) dan diprioritaskan untuk yang masih berakreditasi C. Respon positif datsng dari mahasiswa, sekitar 30.000 pendaftar dan yang lolos seleksi kurang lebih 15.000 di seluruh penjuru negeri.
Kampus Mengajar tidak hanya memberi manfaat bagi mahasiswa juga bagi sekolah tempat mengabdi. Program ini tidak hanya membantu guru mengajar juga ada kegiatan lain seperti adaptasi teknologi, administrasi sekolah, dan kegiatan lain.
Mahasiswa diberi kesempatan berpartisipasi dalam dunia pendidikan tidak hanya dari sudut pandang sebagai pelajar tetapi juga sudut pandang pengajar dan pengurus tata usaha sekolah. Kegiatan ini akan memperlihatkan pada mahasiswa tentang bagaimana pendidikan di Indonesia.
Ketika mengabdi disekolah, mahasiswa dituntut aktif berpartisipasi membantu guru mencari solusi terbaik dari kendala yang ada. Permasalahan seperti kendala kurangnya pemahaman tentang teknologi terkini untuk mengajar, solusi dari mahasiswa adalah mengadakan pelatihan bersama guru-guru yang sangat bermanfaat untuk kedepannya.
Kendala lain adalah minimnya gadget orangtua untuk mendukung sekolah daring sehingga menyebabkan terhambatnya pembelajaran siswa. Mahasiswa membuat kelompok kecil di sekolah untuk membantu siswa mendapatkan informasi pembelajaran yang sama. Hal lain yang bisa dilakukan mahasiswa saat berada di sekolah adalah membantu berbagai kegiatan sekeolah seperti bergotong-royong membersihkan sekolah, persiapan ujian, menyiapkan penerimaan siswa baru, membuat media belajar yang menarik, membantu administrasi perpustakaan, dan lain-lain.
Selama mengikuti Kampus Mengajar angkatan I banyak sekali pengetahuan baru yang saya dapatkan. Belajar dari guru di sekolah tentang bagaimana cara mengajar yang baik, cara berkomunikasi dengan orangtua siswa, cara membujuk siswa yang tidak mau belajar, dan masih banyak lainnya.
Mengikuti Kampus Mengajar ini membuat saya aktif berkontribusi di dunia pendidikan dan tetap aktif berkegiatan meskipun pandemi seperti ini. Sebagai salah satu mahsiswa jurusan pendidikan, program ini memberi bekal sebagai guru di masa depan. (*)
*Penulis adalah mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris UAD
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow