Opini

Opini

Opini

May 16, 2024
Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang

Peran Reward terhadap Motivasi Belajar Siswa saat Pandemi

*Shintia Oktaviana

Sejak munculnya pandemi Covid-19 yang ditetapkan sebagai pandemi global oleh WHO, pemerintah di berbagai negara mengambil sikap tegas untuk memutus rantai penyebarannya. Pemerintahan Indonesia menerapkan pembelajaran daring sejak pertengahan Maret 2020, sejak saat itu kegiatan belajar mengajar diganti melalui sistem offline atau lebih dikenal dengan daring, dan meniadakan kegiatan pembelajaran tatap muka langsung di sekolah.

Tujuan pembelajaran daring adalah menghindari kerumunan yang berpotensi mempercepat menyebaran virus. Tetapi, karena tidak ada persiapan atau perencanaan matang, kualitas pendidikan di Indonesia, terutama untuk jenjang sekolah dasar hingga menengah, mengalami penurunan. Pembelajaran daring membuat motivasi siswa menurun, siswa cenderung pasif di kelas, tidak seperti saat pembelajaran tatap muka.

Menurut salah satu guru di Sumedang, Sri Hartini, S.Pd., motivasi belajar siswa selama pandemi mengalami penurunan. Belum diketahui apa penyebab pastinya. Pernyataan sama diutarakan salah satu guru SDN 3 Labuhan Ratu Dua, Kusnudin, S.Pd., Walikelas V. Menurutnya, hanya sedikit siswa yang mau mengumpulkan tugas saat pembelajaran daring, juga hanya sedikit yang mengikuti kegiatan pembelajaran.

Hal tersebut mengharuskan pengajar mencari terobosan baru agar siswa aktif dalam pembelajaran dan memahami materi yang diberikan. Disinilah peran orang tua dan lembaga pendidikan dibutuhkan untuk membantu membuat terobosan baru yang diharapkan bisa menggugah motivasi belajar peserta didik.

Ketika pembelajaran hanya dilaksanakan dengan metode pemberian tugas siswa cenderung cepat bosan dan malas. Ditambah situasi pandemi seperti saat ini, focus siswa akan terbagi di saat belajar dari rumah.

Salah satu cara yang bisa diterapkan untuk membangkitkan semangat dalam belajar adalah dengan memberikan reward setiap siswa menyelesaikan tugas dengan baik. Hal ini dikatakan peserta didik, Deni Wiratama, siswa kelas IV SDN 3 Labuhan Ratu Dua.

Deni mengaku lebih semangat mengikuti pembelajaran semenjak diberlakukan metode reward. Ia berharap metode ini bisa seterusnya diterapkan guru, khususnya di SDN 3 Labuhan Ratu Dua Lampung Timur.

Reward merupakan bentuk teori penguatan positif yang bersumber dari teori behavioristik. Menurut Ngalim Purwanto (2009:182), reward adalah alat mendidik anak-anak supaya dapat merasa senang karena perbuatan atau pekerjaannya mendapat penghargaan. Menurut Syaiful Bachri Djamarah (2005:182), reward adalah salah satu alat pendidikan. Sebagai alat yang mempunyai arti penting dalam pembinaan watak anak didik. Hal tersebut terbukti dapat membangkitkan semangat peserta didik.

Mahasiswa Kampus Mengajar angkatan 1 yang ditugaskan membantu kegiatan pembelajaran, administrasi, dan adaptasi teknologi di SDN 3 Labuhan Ratu Dua menggunakan metode reward bintang dalam upaya meningkatkan motivasi belajar peserta didik dan menciptakan kelas yang aktif ketika pembelajaran selama pandemi. Proses kegiatan yang dilakukan adalah siswa akan berlomba-lomba mendapatkan bintang yang diberikan ketika siswa aktif bertanya dan menjawab ketika pembelajaran, dan tepat waktu dalam mengumpulkan tugas.

Bintang yang didapatkan bisa saja dikurangi jika siswa berbuat suatu kesalahan, seperti berkata kasar dan tidak menghormati guru maupun sesama teman. Bagi tiga siswa yang mengumpulkan bintang paling banyak rentang waktu ujian akhir semester akan mendapat hadiah. Hal ini terbukti dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Kelas yang tadinya pasif, hanya sedikit yang mengikuti pembelajaran, jadi terasa asyik.

Dari pembahasan di atas dapat diketahui bahwa siswa lebih termotivasi belajar ketika diberikan reward. Hal ini bisa menjadi salah satu cara mengajar bagi guru-guru yang cenderung masih menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran ataupun kesulitan mencari cara agar siswa dapat aktif dalam pembelajaran. Dengan harapan siswa dapat aktif dalam pembelajaran dan materi yang diberikan bisa dipahami dengan baik oleh peserta didik. (*)

*Penulis mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Ahmad Dahlan (UAD)

Comment

Your email address will not be published

There are no comments here yet
Be the first to comment here