Bekam: Antara Sunnah Dan Medis
Oleh: Norman Akhda, S.Kep.Ns.*
MEDIAMU.COM - Bekam atau Hijamah merupakan salah satu warisan yang sudah ada di masa Rasulullah Shalallahu‘alaihi wassalam dan menjadi pengobatan yang disarankan oleh beliau sebagai salah satu ikhtiar terhindar dari penyakit, maka bisa dikatakan bekam sebagai Living Sunnah untuk hidup sehat.
Bekam juga merupakan salah satu perintah yang Nabi Muhammad SAW saat Isra mi’raj yaitu dari Ibnu Abbas RA, Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah aku berjalan melewati segolongan malaikat pada malam aku di Isra'kan, melainkan mereka semua mengatakan kepadaku: wahai Muhammad, engkau harus berbekam. (Shahih Sunan Ibnu Majah, Syeh Al-albani 11/259).
Hadist selanjutnya yang artinya “ dari Ibnu Umar RA, Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah aku melewati satu dari langit-langit yang ada melainkan para malaikat mengatakan: hai Muhammad perintahkan ummatmu untuk berbekam, karena sebaik-baik sarana yang kalian pergunakan untuk berobat adalah bekam, al-kist dan syuniz semacam tumbuh-tumbuhan.” (Kitab Kasyful Astaar'an Zawaa-idil bazar, karya al-Haitsami, III/388).
Terapi Bekam sendiri memiliki pengertian yaitu metode penyedotan kulit dengan tekanan negatif pada bagian tertentu untuk mengeluarkan racun atau oksidan dalam tubuh (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia, 2018). Kemudian seiring berjalannya waktu ternyata bekam memiliki manfaat seperti untuk menurunkan tensi pada orang yang menderita hipertensi, menstabilkan kadar gula darah, kolesterol, asam urat dan beberapa manfaat lainya seperti meningkatkan efektivitas tidur pada orang yang mengalami insomnia dengan adanya mekanisme merangsang hormon meltonin / hormon tidur, dan memiliki manfaat untuk meredakan nyeri pada seseorang, berikut penjelasan secara ilmiah mekanisme bekam untuk mengatasi nyeri pada seseorang.
Selama bekam, kulit yang ditusuk mengalami cedera dapat menimbulkan stress fisik. Stress fisik tersebut akan memicu pengeluaran CRF (Corticotropin releasing factor) dari hipotalamus dan akan menstimulasi pengeluaran ACTH (Adrenocorticotropic hormone) dari hipofisis anterior.
Selanjutnya ACTH disintesis untuk pengeluaran zat lain yaitu POMC (proopiomelanocortin) yang mana produk dari zat tersebut adalah β-endorfin yang merupakan salah satu opioid endogen. Hingga akhirnya terjadi pelepasan β- endorphin dan hormon adrenocortical ke dalam sirkulasi. Selain itu, Endotelin-1 juga merupakan mediator nyeri yang disintesis oleh keratinosit kulit normal setelah cedera kulit dan bekerja pada reseptor endotelin-A. Endotelin-1 dapat juga menghasilkan analgesia (penghilang nyeri) setelah berikatan pada reseptor endotelin-B yang mengarah pengeluaran β-endorphin dari keratinosit dan aktivasi saluran kalium G-protein yang terkait dengan reseptor opioid pada reseptor nyeri.
Inilah sedikit tentang penjabaran manfaat bekam jika ditinjau dari medis berkaitan dengan bekam yang dapat menurunkan tingkat nyeri, selain itu juga Bekam di Indonesia diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) 61 tahun 2016 tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris. L
Dalam konteks artikel kali ini bahwa apa yang telah disampaikan oleh Rasulullah Shalallahu‘alaihi wassalam tentang perintah Bekam saat kejadian Isra Mi’raj memiliki manfaat bagi banyak orang dan bisa dijadikan alternatif pengobatan atau gaya hidup untuk meningkatkan kualitas kesehatan, karena bekam selain sebagai pengobatan juga sebagai saran preventif atau pencegahan agar tubuh terhindar dari berbagai macam penyakit. (*)
*Penulis adalah Praktisi Bekam (Standar PBI) Area Jogja
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow