Opini

Opini

Opini

May 5, 2024
Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang

Mabuk Beragama?

Oleh: Muhammad Wiharto*

Ikhwan fillah, meminjam istilah Ustadz Fahmi Salim, umat Islam saat menghadapi pandemi Covid-19 ternyata ada yg terkena sindrom MABUK BERAGAMA, menganggap kesalehan ibadah hanya bisa diwujudkan dengan berjamaah di masjid dalam situasi apapun baik itu bencana alam, perang, konflik, epidemi, pandemi, atau normal. Pakai kacamata kuda dan tidak mau tahu.

Ikhwan fillah, teringat dulu ada istilah kesalehan individu dan kesalehan sosial. Nah, mereka yang mabuk beragama itu boleh jadi hanya memiliki kesalehan individu, belum sampai pada maqam keshalehan sosial.

Ikhwan fillah, padahal Imam Asy  Syafii rahimahullah saja sangat menghormati profesi dan otoritas dokter dan mengikuti hasil kajian medis dalam fatwa-fatwanya.

Ikhwan fillah, Imam Asy-Syafi’i rahimahullah  menjelaskan pentingnya ilmu kedokteran. Beliau berkata,

لا أعلم علما بعد الحلال والحرام أنبل من الطب إلا أن أهل الكتاب قد غلبونا عليه

“Saya tidak mengetahui sebuah ilmu (setelah ilmu halal dan haram) yang lebih berharga yaitu ilmu kedokteran, akan tetapi ahli kitab telah mengalahkan kita.” [Siyar A’lam An-Nubala, 8/528, Darul Hadits]

Imam Asy Syafi’i rahimahullah juga menekankan bahwa di antara ilmu dunia, ilmu kedokteran salah satu yang paling penting. Beliau berkata,

إنما العلم علمان: علم الدين، وعلم الدنيا، فالعلم الذي للدين هو: الفقه، والعلم الذي للدنيا هو: الطب

“Ilmu itu ada dua: ilmu agama dan ilmu dunia, ilmu agama yaitu fiqh (fiqh akbar: aqidah, fiqh ashgar: fiqh ibadah dan muamalah, pent). Sedangkan ilmu untuk dunia adalah ilmu kedokteran.” [Adab  Asy-Syafi’i wa Manaqibuhu, hal. 244, Darul Kutub Al-‘Ilmiyah]

Imam Asy Syafi’i rahimahullah  membuat ungkapan sebagai berikut:

َلَا تَسْكُنَنَّ بَلَدًا لَا يَكُوْنُ فِيْهِ عَالِمٌ يُفْتِيكَ عَن دِينِك، وَلَا طَبِيبٌ يُنْبِئُكَ عَنْ أَمْرِ بَدَنِك

“Janganlah sekali-kali engkau tinggal di suatu negeri yang tidak ada di sana ulama yang bisa memberikan fatwa dalam masalah agama, dan juga tidak ada dokter yang memberitahukan mengenai keadaan (kesehatan) badanmu.” [ Adab Asy-Syafi’i wa Manaqibuhu, hal. 244, Darul Kutub Al-‘Ilmiyah]

Ikhwan fillah, kasihan sekali, banyak umat jadi tertinggal akibat sikap ulamanya yang hanya memandang sisi keutamaan ibadah tanpa memperhatikan aspek sunnatullah dalam bidang medis. Kalau Imam Asy Syafii rahimahullah hidup saat ini pasti beliau akan terlepas diri dari fatwa-fatwa ulama yang mabuk agama dan abai terhadap aunnatullah.

Wallahu a’lam bishowwab

Wallahu al Musta’an


*Wakil Ketua PWM DIY
Diambil dari FB Gus Wie atas ijin penulis

Comment

Your email address will not be published

There are no comments here yet
Be the first to comment here