Pejuang Dakwah dari Kampung & Warmon Kokoda Sorong Papua Barat

Pejuang Dakwah dari Kampung & Warmon Kokoda Sorong Papua Barat

Smallest Font
Largest Font

Pada Senin malam, 19 Agustus 2019, ruang rapat Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting (LPCR) PP Muhammadiyah kedatangan tamu mulia putra asli Papua, yaitu ustadz Samsuddin Namugur. 

Beliau sehari-harinya sebagai kepala desa sekaligus Ketua Ranting Muhammadiyah Kokoda.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Beliau ke Yogyakarta dalam rangka mengantarkan 10 anak-anak asli Kokoda untuk bersekolah di pesantren dan kuliah di Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM).

“Diharapkan, setelah mereka lulus kembali ke Papua dan jadi kader Persyarikatan Muhammadiyah, mampu mengemban tugas dakwah di Papua,” jelas Samsuddin Namugur. 

Warga kampung Kokoda di Sorong ini, sebenarnya berasal dari suku Namugur di pedalaman Papua.

Kesadaran ingin memperoleh pendidikan yang lebih baik dan kesadaran untuk hidup yang bermartabat, mendorong  mereka untuk merantau dan tinggal di dekat Sorong Papua.

Karena aslinya mereka tinggal secara berpindah-pindah, maka ketika sampai di dekat Sorong mereka membangun tempat tinggal seadanya dan menempati tanah negara yang tidak digunakan. Setelah tinggal beberapa lama di tanah tersebut, ternyata tempat tinggal mereka harus digusur karena dibangun pasar. Jadilah mereka kehilangan tempat tinggal dan hidup susah.

Alhamdulillah, Muhammadiyah dipimpin ustadz Said Tuhulele dan tim (Majelis Pemberdayaan Masyarakat PP Muhammadiyah) berhasil membelikan tanah seluas dua hektar dan membantu membangunkan tempat tinggal mereka.

Allahuyarhamhu ustadz Said Tuhulele bersama ustadz muda dan Sekretaris MPM PP Muhammadiyah Bachtiar Dwi Kurniawan, S.Fil.I, MPA — yang akrab disapa Gus Bachtiar — serta tim secara sungguh-sungguh menjadikan Warmon Kokoda sebagai kampung yang berdaya. Tidak hanya sekolah yang dipikirkan, namun juga upaya agar warga Muhammadiyah di tempat ini semakin maju dan berdaya.

Dari kerja keras teman-teman MPM PP Muhammadiyah inilah, maka akhirnya Muhammadiyah disambut hangat oleh warga Warmon Kokoda. Bahkan, akhirnya seluruh warganya menjadi Muhammadiyah dan lahirlah Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Warmon Kokoda.

Ustadz Samsuddin Namugur pada awalnya tidak mau menerima Muhammadiyah. Dia menganggap, bila ikut Muhammadiyah akan menjadi firqoh-firqoh dan semakin mempertajam konflik masalah khilafiyah.

Ayah kandung ustadz Samsudin bahkan lebih dulu menerima Islam yang dikenalkan oleh Muhammadiyah.

Namun, ayah nya berpesan: “Anakku Samsudin, cukuplah ayahmu ini yang mengalami penderitaan. Ikutlah Muhammadiyah, insya Allah hidupmu akan bernilai.”

Sebagai alumni Tembarak dan Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya, Samsudin muda sangat sulit menerima dakwah Muhammadiyah. Namun  akhirnya setelah merenungkan pesan ayahnya itu dan setelah melihat Muhammadiyah selalu memberi solusi terhadap masalah yang dihadapi warga Kokoda, akhirnya secara pelan dan bertahap Samsudin menerima Muhammadiyah.

Di tempat atau di kampung baru inilah, Muhammadiyah dengan dipelopori STIKIP Muhammadiyah Sorong (sekarang menjadi Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong atau yang dikenal dengan UNIMUDA) juga Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) yang lain, khususnya UMY didirikan SD,  SMP dan SMA Muhammadiyah.

Putra ustadz Samsudin merupakan alumni angkatan pertama dari SF Muhammadiyah ini.

Ustadz Samsuddin menceritakan dengan bangga dan penuh syukur dari awal mengenal dan menjadi warga Muhammadiyah. Ketika Ketua Umum PP Muhammadiyah Dr Haedar Nashir, MSi dan Ketua Umum PP Aisyiyah Dra Hj Noorjannah Djohantini, MM, MSi mengunjungi Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Kokoda sekaligus meresmikan sekolah Muhammadiyah di PRM Kokoda, di depan pak Haedar dan bu Noorjannah,  ustadz Samsuddin mengatakan, “….. di Yogyakarta sebagai pusatnya Muhammadiyah,  tidak ada satu desa atau kelurahan yang warganya seratus persen Muhammadiyah. Hanya di kampung atau desa Kokoda ini yang warganya benar-benar seratus persen Muhammadiyah”. (Muh. Jamaludin Ahmad,  Wakil Ketua LPCR PP Muhammadiyah)

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow

Berita Terkait