Mendidik Siswa dengan Semangat Juang 45
Oleh: Machdar R Dahuri
Di dalam dunia pendidikan, tak pernah terlepas dari sosok yang bernama guru. Orang Jawa menyebut guru berasal dari kata “digugu lan ditiru”. Slogan tersebut memiliki arti yang cukup mulia, yaitu seorang guru harus bisa dipercaya dan ditiru setiap hal yang positif dari dirinya, baik dari segi keilmuan yang dikuasainya hingga sikap dan etikanya di sekolah.
Guru adalah panggilan jiwa. Maka, profesi guru dihayati sedemikian rupa, dinikmati dengan segenap semangat pengabdian dan prestasi, sehingga sanggup mengalahkan godaan-godaan profesi lain yang secara materi lebih menjanjikan.
Seorang guru harus mau berfikir bagaimana seharusnya sistem pendidikan dibangun dan dikembangkan. Dan, pada dasarnya benar bahwa guru dapat diartikan sebagai orang yang tugasnya mengajar, mendidik dan melatih peserta didik. Untuk itu, tidak dapat dipisahkan bagaimana seorang guru harus mengajar saja. Atau, mendidik saja. Atau, bahkan melatih saja. Padahal ketiganya sama-sama menjadi bagian dari tugas guru.
Tentu juga hal ini tergantung pada bagaimana guru memaknai dirinya. Dengan demikian, guru harus selalu menanamkan pada dirinya tentang makna sejati seorang guru harus mengajar dengan hati, mengajar dengan penuh keikhlasan dan mengajar demi masa depan generasi penerus bangsa. Setelah tertanam kuat dalam diri guru, maka akan semakin terbentuk karakter guru yang memiliki semangat juang 45 dalam mendidik siswa.
Guru tidak akan pernah mengeluh dalam menghadapi berbagai karakter dengan berbagai kemampuan yang dimiliki secara berbeda-beda. Untuk itu, tips agar menjadi guru yang selalu semangat dalam mendidik siswa, ketika akan masuk kelas ditanamkan dalam benak bahwa setiap anak adalah bintang.
Guru saat masuk kelas melihat berbagai karakter sifat dan kemampuan setiap anak. Maka, harus selalu menganggap bahwa setiap anak punya potensi masing-masing. Guru akan berusaha menemukan potensi tersebut untuk diasah dan dipoles sehingga pada akhirnya muncul bakat yang terpendam dari dalam diri setiap siswa.
Tidak ada anak yang bodoh. Dan yang ada hanyalah ia tidak mendapatkan guru yang baik.
Mengajar di kelas itu ibarat kondaktor. Ada yang main bass, drum, gitar, piano maupun ecek-ecek. Untuk itu, guru akan berusaha meramu menjadi musik yang indah untuk didengar.
Sama halnya murid di dalam kelas beraneka ragam kecerdasan, kesukaan, dan gaya belajar. Jadi, guru wajib mengoptimalkan gaya belajar dengan metode yang tepat agar materi pembelajaran mudah dicerna dan dipahami siswa.
Sebisa mungkin buat kelas fun dan rumah ke dua bagi siswa. Ajak bermain yang berhubungan dengan materi, gunakan out door agar suasana kelas berbeda.
Selain itu membuat aturan kelas yang nyaman. Aturan yang dibuat nyaman dan tidak merasa membebani anak akan menjadikan dirinya selalu ingat dan mengenang suasana di kelasnya.
Tak kalah pentingnya adalah pandai memanfaatkan media pembelajaran. Guru harus pandai menggunakan semaksimal mungkin alat yang ada untuk pembelajaran tanpa harus mengeluh. Justru akan lebih baik lagi, jika media pembelajaran dibuat sendiri atau bersama anak-anak.
Setting tempat duduk secara berkala. Tempat duduk siswa diatur dan diubah secara berkala, bisa seminggu sekali atau dua kali. Selain itu, teman sebangku anak-anak juga dirolling agar siswa dapat berteman dengan semua di dalam kelas sehingga menambah suasana kelas berbeda.
Selalu melakukan ice breaking. Anak-anak acap kali merasa bosan dengan pembelajaran yang cenderung monoton. Maka, perlu dilakukan selingan untuk mengajak anak bermain-main sebentar: bisa dengan lagu maupun tepuk-tepuk.
Dengan beberapa tips tersebut, tentu diharapkan guru dalam mendidik akan tetap semangat sehingga anak-anak juga ikut semangat dalam belajar.
Dan yang perlu diingat, khusus untuk guru SD, bahwa dunia anak adalah dunia bermain. Maka ajaklah anak belajar sambil bermain karena anak bukan miniatur orang dewasa.
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow