Suka Duka Mengikuti Kegiatan Kampus Mengajar Angkatan 1
Oleh: Mita Ussadiyah*
Kampus Mengajar adalah bagian dari program Kampus Merdeka yang bertujuan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar dan mengembangkan diri terutama sebagai pendidik melalui aktivitas di luar kelas perkuliahan. Di Kampus Mengajar mahasiswa ditempatkan di sekolah dasar seluruh Indonesia khususnya daerah 3T (tertinggal, terluar, terdepan) yang membutuhkan bantuan tenaga pengajar dari mahasiswa.
Program Kampus Mengajar dilaksanakan dari tanggal 22 Maret 2021 hingga 26 Juni 2021 dan diikuti sekitar 15.000 mahasiswa di seluruh Indonesia yang siap membantu pendidikan di sekolah dasar khususnya di daerah 3T.
Saya sebagai salah satu mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta yang mengikuti program Kampus Mengajar ditempatkan di SDN Panyurungan, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Perjalanan mengikuti program ini tentu tidak mudah. Meski begitu, banyak pengalaman menyenangkan. Dengan mengikuti pembekalan kurang lebih 1 (satu) minggu melalui Zoom Meeting dan Youtube yang diselenggarakan Kemendikbud, memberi bekal bagi kami ketika terjun di lapangan untuk membantu kegiatan belajar mengajar, membantu adaptasi teknologi, membantu administrasi sekolah dan guru di sekolah dasar daerah 3T.
Pada masa pandemi Covid-19 ini, pembelajaran dilaksanakan secara daring. Ini menjadi salah satu tantangan bagi sekolah dasar di daerah 3T. Kurangnya media pembelajaran jarak jauh, tidak meratanya anak yang mempunyai handphone/alat pembelajaran, menjadi sebab pembelajaran jarak jauh dirasa kurang efektif.
Maka dari itu pendidik melakukan blended learning guna memaksimalkan pembelajaran jarak jauh. Siswa yang melaksanakan pembelajaran secara luring dengan tetap mematuhi protokol kesehatan adalah siswa kelas 6 yang masuk sekolah selama 4 hari dari Senin hingga Kamis, serta siswa yang kebetulan guru/wali kelasnya berhalangan mengajar.
Media pembelajaran yang digunakan di sekolah selama pembelajaran daring adalah WhatsApp Group. Untuk memudahkan siswa melakukan presensi, mengirim tugas atau ulangan, kami melakukan sosialisasi serta penerapan pada siswa dan guru untuk mencoba menggunakan Google Form dan Google Drive. Adaptasi teknologi ini dilakukan secara bertahap. Penerapan Google Form dan Google Drive iterapkan pada ujian sekolah siswa. Tujuannya memudahkan siswa maupun guru dalam mengerjakan soal, merekap soal, dan lain-lain.
Jarak serta keadaan jalan menuju sekolah tidak menghalangi semangat kami untuk mengabdi. Melihat antusias anak-anak untuk belajar, juga memberikan semangat bagi kami. Pembelajaran literasi dan numerasi dilakukan di setiap kelas dengan melakukan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa seperti bermain sambil belajar, belajar melalui video, belajar di luar ruangan kelas, dan lain-lain.
Tidak jarang ketika kegiatan belajar mengajar kami membantu guru membuat perangkat pembelajaran seperti RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), bahan ajar, materi ajar, dan media pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa agar bersemangat belajar. Kami melakukan kegiatan belajar sambil bermain seperti game pesan berantai dan ular naga panjang yang dapat mengasah daya ingat, kekompakan, dan kreativitas siswa.
Tidak semua ruangan kelas memiliki fasilitas lengkap dan tempat belajar nyaman. Ada beberapa ruangan yang tembok dan lantainya terkelupas. Tidak adanya perpustakaan di sekolah membuat kami tergerak membuat pojok literasi. Kami membuka open donasi buku, alat tulis, serta uang tunai untuk mewujudkan pojok literasi dengan harapan anak-anak mempunyai semangat membaca, menambah pengetahuan dan wawasan
Pada penarikan peserta Kampus Mengajar dari sekolah yang dilaksanakan 28 Juni 2021 memberikan kesan dan pesan bagi saya pribadi setelah mengikuti program selama 3 bulan ini. Suka dan duka telah dilewati bersama guru dan siswa. Memberikan pengalaman berharga yang dapat membuat kami menjadi lebih baik lagi ke depannya. (*)
*Penulis adalah Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Ahmad Dahlan
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow