Berpulangnya Ulama Padamnya Lentera Ilmu

Berpulangnya Ulama Padamnya Lentera Ilmu

Smallest Font
Largest Font

Oleh : Nasrudin Joha

Seorang ulama, pewaris ilmu, pendidik dan pengemban dakwah Prof. Dr. Yunahar Ilyas, Lc, M.Ag telah berpulang keharibaan, kembali kehadirat-Nya.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Bagi yang pernah mengenyam pendidikan di Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM), pasti karib dengan buku-buku karangan beliau.

Beliau tidak pergi, tapi berpulang ke rahmat-Nya. Beliau telah melakoni takdir, dilahirkan, hidup dan dibesarkan, merengkuh dan membagi ilmu, dan akhirnya mewariskan perbendaharaan amal.

Bagi kaum muslimin, berpulangnya seorang ulama berarti berpadamnya cahaya ilmu. Tidak ada kesedihan yang paling dalam, kecuali berpisah dari ilmu.

Bukan hanya berpisah dari ilmu, berpulangnya Prof. Dr. Yunahar Ilyas, Lc, M.Ag juga menandai perpisahan pada sebuah teladan. Teladan ulama yang setia dan berpegang teguh kepada ilmu, di saat banyak “ulama-ulama dunia” sibuk menukar perbendaharaan ilmu dengan harta yang sedikit, menyembunyikan kebenaran dan menampakkan kebatilan hanya karena ingin mendapat ridha penguasa.

Teladan keikhlasan dan keistiqomahan, menyampaikan kebenaran di tengah kesimpangsiuran.

Saat rezim sibuk mengkriminalisasi bendera tauhid, menuding bendera tauhid sebagai bendera ormas, bendera terlarang, beliau almarhum membelanya, menjelaskan realitas bendera tauhid dengan memberi penjelasan yang gamblang.

Beliau, almarhum yang telah bergelut lama dalam dunia ilmu dan dakwah, tak melacurkan samudera pengetahuan hanya untuk ditukar dengan sekerat tulang dunia yang tidak mengenyangkan.

Di saat arus politik menyapu dan menghempas lautan ilmu, beliau tetap kokoh berdiri menyampaikan kebenaran, istiqomah dalam aktivitas dakwah.

Di antara banyak lentera ilmu, kita kehilangan salah satunya. Salah satu lentera ilmu itu padam, meninggalkan gelap gulita, bagi sebagian kalangan.

Kehilangan penguasa zalim adalah kebahagiaan bagi setiap manusia dan makhluk, karena akan terhenti dari kezaliman dan penindasan.

Kehilangan ulama, berarti kehilangan cahaya dan ilmu, merupakan kesedihan yang mendalam.

Ulama adalah pewaris Nabi, sementara Nabi Muhammad SAW tak meninggalkan dinar maupun dirham. Nabi Muhammad SAW mewariskan ilmu, ilmu yang turun dari wahyu, dan para ulamalah yang meneruskan dan melestarikannya.

Para ulama adalah lentera ilmu, yang tetus menerangi zaman di antara kegelapannya. Ulama akan terus memperbarui agama, ketika banyak manusia telah merusak dan menenggelamkannya.

Menangislah, karena kasih sayang. Sebab, Rasulullah SAW juga menangis, ketika putra beliau Ibrahim meninggal. Beliau menjelaskan, bahwa air mata yang menetes adalah airmata kasih sayang.

Untuk itu, izinkan kami untuk menangis sebagai wujud kasih dan sayang kami kepada beliau Prof. Dr. Yunahar Ilyas, Lc, M.Ag.

Semoga, airmata ini menjadi penyebab dikumpulkannya kami, beliau, dan seluruh kaum muslimin di surga-Nya. Aamiin yaa rabbal alamiin.

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow

Berita Terkait