Kampus Mengajar, Ubah Pesimistis Jadi Optimistis
Oleh: Rafa Nafisah
Pandemi Covid-19 melanda sejak akhir 2019 sampai sekarang di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Dampaknya dirasakan di seluruh sektor kehidupan. Pemerintah Indonesia telah mengambil berbagai keputusan dan juga cara untuk menekan penularan Covid-19.
UNESCO menyebutkan bahwa pandemi Covid-19 mengancam 577.305.660 pelajar dari pendidikan pra-sekolah dasar hingga menengah atas dan 86.034.287 dari pendidikan tinggi di seluruh dunia. Sehingga pada sektor pendidikan, Indonesia membatasi mobilisasi seluruh siswa untuk melindungi dari penularan Covid-19. Salah satunya adalah penyelenggaraan pembelajaran dilakukan secara daring (salam jaringan) atau pembelajaran jarak jauh.
Pembelajaran daring yang dilaksanakan saat ini belum sepenuhnya efektif. Hal tersebut dapat terlihat dari kurangnya siswa mendapat kesempatan mengasah kemampuan interpersonal dan kepemimpinan. Untuk tingkat sekolah, pembelajaran jarak jauh sangat terkendala dengan keterbatasan jangkauan internet, teknologi tidak memadai, serta kurang cakapnya SDM terhadap penggunaan gawai untuk mengakses informasi serta media pembelajaran. Hal-hal itu sangat mempengaruhi efektivitas proses pembelajaran.
Melalui program Kemdikbud (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan) yaitu Kampus Mengajar, mahasiswa diberi kesempatan mengabdi di pendidikan tingkat sekolah dasar (SD). Mengubah sedikit demi sedikit rasa pesimis pendidikan di Indonesia. Program ini ditujukan kepada sekolah di wilayah 3T (Tertinggal, Terluar, Terdepan). Program difokuskan pada pengajaran materi literasi dan numerasi di sekolah.
Pandemi Covid-19 telah membuat berbagai sektor kehidupan harus beradaptasi tak terkecuali sektor pendidikan di Indonesia. Pandemi juga membuat seluruh instansi memakai hasil teknologi untuk tetap menjalankan kegiatan serta menekan mobilitas orang banyak.
Pemerintah menggagas program Kampus Mengajar salah satu pertimbangannya adalah banyaknya tenaga lanjut usia kurang mengerti atau cakap dalam mengoperasikan teknologi. Penggunaan media teknologi seperti google classroom, zoom meeting, goole meet, dan lain-lain adalah media yang harus dikuasai tenaga kerja di masa pandemi seperti sekarang ini.
Keikutsertaan mahasiswa dalam program ini adalah bentuk nyata bahwa kita tidak lengah untuk memajukan pendidikan. Program ini dilaksanakan 3 bulan mulai 22 Maret sampai 26 Juni 2021, diikuti 15.000 lebih mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
Antusiasme terlihat sangat jelas ketika diumumkan ada 50 ribu lebih mahasiswa yang mendaftar. Secara tidak langsung sudah dapat disimpulkan bahwa Indonesia sebenarnya memiliki generasi muda luar biasa, tinggal bagaimana mahasiswa memanfaatkan, meningkatkan, dan berkontribusi.
SDIT Sahabat Quran di Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, adalah salah satu sekolah yang menjadi sasaran program Kampus Mengajar. Saya sebagai salah satu mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) turut serta dalam mewujudkan tujuan Kampus Mengajar.
Sebelum mengajar saya mengobservasi keadaan di lapangan, seperti keadaan sekolah, serta capaian siswa, permasalahan adaptasi teknologi yang mungkin dibutuhkan sekolah untuk menunjang pembelajaran daring. Observasi bertujuan agar mendapatkan gambaran seperti apa kegiatan yang dapat dilakukan.
SDIT Sahabat Quran baru didirikan kurang lebih 4 tahun yang lalu. Sekolah memiliki bangunan kokoh tetapi masih dalam proses pembangunan pada beberapa ruangan. Keadaan ruang atau fasilitas belum terpenuhi seperti UKS, perpustakaan, serta ruang guru yang masih menyatu dengan ruang arsip sekolah dan sisanya dalam proses pembangunan.
Siswa yang baru saja melakukan tatap muka bulan Maret 2021 membuat tantangan tersendiri bagi guru. Sekolah membuat kebijakan shift kelas menjadi 2 bagian untuk menekan penularan Covid-19. Siswa tetap bersemangat dalam mengikuti pelajaran.
Saya sebagai mahasiswa yang bekecimpung di ranah keguruan berkontribusi banyak dalam proses belajar dan mengajar di sekolah tersebut. Antara lain, membantu guru menyediakan materi pembelajaran berbasis teknologi, misalnya penayangan media pembelajaran berbasis video menggunakan laptop. Juga mengenalkan kepada guru penggunaan googleclassroom serta penggunaan google meet/zoom jika memang dibutuhkan ketika sewaktu-waktu melaksanakan pembelajaran daring. Selain itu, menyediakan perangkat pembelajaran sebagai kelengkapan administrasi dalam pembelajaran yakni RPP, Bahan Ajar dan Materi Ajar, media pembelajaran, Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), serta Bahan Evaluasi setiap Tema Pembelajaran, dan ikut serta dalam mengawasi kegiatan ujian akhir sekolah pada akhir semester.
Diharapkan guru terbantu dengan kegiatan ini, mahasiwa mendapatkan pengalaman mengajar yang didapatkan langsung dengan turun ke lapangan langsung, serta diharapkan proses pembelajaran di sekolah menjadi lebih efektif. (*)
*Penulis adalah mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Inggris UAD
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow