Kisah Bangku Sekolah Tahun 1920-an
Oleh: Hj Widiyastuti, SS, M.Hum
Demi MuseumMu, kami kejar bangku fenomenal ini sampai ke Kudus, Jawa Tengah. Tepatnya di SD Muhammadiyah 1 Kudus.
Bertemu langsung dengan bapak Senen Budiyarto, sang kepala sekolah, terjadilah perbincangan yang menarik.
Sebelumnya saat aku telepon beliau dengan maksud akan meminta satu bangku untuk MuseumMu, beliau saat itu berada di PWM Jawa Tengah.
Akhirnya sempat terjadi diskusi dengan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, yang intinya meragukan telepon dan permintaanku.
Kata beliau, banyak tipu-tipu pada akhir-akhir ini. Sebab kedua adalah karena yang menelepon beliau itu adalah seorang perempuan.
“Masak perempuan yang ngurusi soal MuseumMu,” katanya waktu itu.
Gubrak deh. Tapi tidak apa-apa. Sambutan beliau itu malah sangat luar biasa. Bahkan, meja sudah disiapkan. “Tinggal angkut saja kok,” katanya lagi.
Bahagianya saya waktu itu ketika menemukan artefak yang menjadi salah satu penanda modernitas Muhammadiyah di bidang pendidikan pada awal abad 20.
Dan, artefak ini menjadi fenomenal. Oleh karena inilah yang menjadi simbol lambang sekolah Muhammadiyah yang masih dipergunakan sampai saat ini.
Akhirnya perburuan bangku sekolah ini membuktikan bahwa penyebaran Muhammadiyah di awal keberadaannya sudah menyebar sampai Kudus, Jawa Tengah. Di mana meskipun Muhammadiyah Cabang Kudus baru ada tahun 1928, namun sekolah ini sudah ada sejak tahun 1920 dan telah meluluskan muridnya di tahun 1926.
Adapun penggagas sekolah ini juga berinteraksi langsung dengan KHA Dahlan di Yogyakarta.
Tentu saja selama berada di Kudus itu, tak lupa kuliner menjadi agenda yang wajib untuk dinikmati serta sholat di masjid Menara Kudus.
Di masjid itulah kita bertemu dengan mas Revianto Budi Santosa. Eeeee… ketemunya kok malah di Kudus lho. Sedangkan di Yogyakarta malah lama tidak ketemu.
Pada akhirnya bangku sekolah di Kudus menjadi sebuah perjalanan yang berkesan. Oleh karena saya bisa bertemu dengan pak Senen di hari Sabtu dan bertemu tim ahli MuseumMu di Kudus. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada mas Nuron Wahid Khairil Ismail yang sudah menemani saya dari pagi sampai siang. Ayo, semangat lagi untuk hunting artefak untuk MuseumMu!
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow