Pengalaman Mengajar Mahasiswa UAD di SD Tanpa Akses Internet
Oleh: Sari Kartika*
Mengabdi kepada negeri merupakan hal sangat mulia. Program Kampus Mengajar yang diselenggarakan Kementerian Kependidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi mendorong para mahasiswa seluruh Indonesia untuk dapat berkontribusi memajukan pendidikan di dalam negeri. Salah satu sasarannya adalah Sekolah Dasar yaitu SD Negeri 20 Tempilang, yang terletak di Dusun Petaling Jaya, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, bagian barat Pulau Bangka.
Penerjunan mahasiswa Kampus Mengajar dilakukan pada bulan Maret 2021. Sebelum membantu dalam proses KBM (Kegiatan Belajar Mengajar), mahasiswa terlebih dahulu melakukan observasi terkait fasilitas dan keadaan yang ada di sekolah tersebut.
Sekolah ini memiliki tujuh kelas, yakni kelas satu sampai kelas enam di Dusun Petaling Jaya, satu kelasnya lagi di Dusun Kamat yang letaknya tidak terlalu jauh dari Dusun Petaling Jaya. Kelas yang terpisah ini yakni kelas 1 yang dikhususkan untuk siswa dari Dusun Kamat. Hal ini disebabkan Dusun Kamat belum memiliki sekolah, ditambah lagi keadaan orang tua siswa yang kebanyakan bekerja sebagai petani, sehingga kesulitan mengantar anaknya di pagi hari.
Usaha untuk mengatasi permasalahan tadi, kedua dusun saling bermusyawarah sehingga mencapai kesepakatan untuk membuat satu kelas lagi dengan memanfaatkan bangunan yang sudah tidak terpakai sebagai tempat belajar. Menunjukan bahwa masyarakat sangat berperan penting dalam dunia pendidikan. Dengan peran masyarakat akan menunjang pendidikan seperti di antara dusun Kamat dan Petaling Jaya, yang antusias membangun kembali satu kelas untuk belajar.
Proses pembelajaran di SD Negeri 20 Tempilang selama masa pandemi sangat tidak efektif. Dengan menggunakan sistem shift ABAB siswa tidak dapat mengikuti pembelajaran dengan semestinya. Semua informasi dan jadwal masuk siswa disampaikan guru kepada pihak wali siswa dan juga siswa. Karena keterbatasan teknologi pada wali siswa menyebabkan terjadinya kesalahan informasi, misalnya ada siswa hadir ke sekolah padahal bukan jadwal untuk masuk.
Akses jaringan sinyal di daerah SD Negeri 20 Tempilang sangat kurang baik, tidak bisa menggunakan internet sama sekali. Cara untuk mengatasi masalah jaringan adalah menggunakan aplikasi yang dapat memperlancar jaringan internet, yakni Late 4G Only. Aplikasi ini sangat bermanfaat untuk menjaga kestabilan jaringan sehingga pihak sekolah tetap dapat mendapatkan informasi terbaru ketika berada di sekolah yang minim akses jaringan.
Penggunaan video pembelajaran sebagai media atau sumber belajar merupakan hal yang menarik minat belajar siswa. Penggunaan video dilakukan ketika pembelajaran di dalam kelas. Siswa antusias memperhatikan video tersebut.
Sebelum kelas enam melakukan ujian kelulusan, mereka diminta melakukan pembelajaran tambahan untuk menguatkan materi-materi yang sudah dipelajari sebelumnya, agar para siswa lebih siap ketika menjawab soal ujian.
Pada program ini, selain mendapatkan pengalaman baru, para mahasiswa juga belajar cara menyikapi berbagai macam karakter siswa. Banyak pengalaman berharga yang telah didapat. Tantangan-tantangan yang ada pada program ini secara perlahan menjadikan para mahasiswa lebih disiplin dan bertanggung jawab. Ketika terjun ke lapangan, mahasiswa dihadapkan dengan berbagai macam tantangan dan hal baru yang tidak didapatkan di bangku perkuliahan. Pengalaman-pengalaman itu akan menjadi motivasi dan semangat untuk dapat berperan lebih aktif memajukan mutu pendidikan di dalam negeri. (*)
*Penulis adalah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Ahmad Dahlan
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow