Opini

Opini

Opini

May 9, 2024
Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang

Perisai Sabar

Oleh: Abdur Rauf

Mengundang pertolongan Allah itu dengan kesabaran. Inilah hikmah Allah mengadakan potensi sabar dalam diri kita. Coba bayangkan, jika potensi sabar itu tidak ada, apa yang akan terjadi? Lihat perilaku orang-orang yang tidak mampu menahan diri, tidak mampu memunculkan sifat sabar dari dalam dirinya, mereka tidak bisa mengendalikan diri. Setiap situasi dihadapi hanya dengan kemarahan dan ketergesaan.

Di sinilah pentingnya kesabaran. Dengan sabar, menjadikan kita lebih tenang dan mampu berpikir sebelum bertindak. Sedangkan orang yang tidak sabar, bertindak dahulu berpikir kemudian. Seringkali orang yang bertindak tanpa berpikir panjang itu keliru dalam mengambil keputusan. Inilah salah satu di antara watak orang-orang tidak sabar, selalu tergesa-gesa dalam membuat keputusan. Akibat dari itu semua adalah sebuah penyesalan.

Allah menyatakan: “Maka, bersabarlah kamu dengan kesabaran yang baik” (QS. 70: 5). Ayat ini mendorong kita untuk senantiasa bersabar. Biar bagaimanapun situasi yang sedang kita hadapi, bersabarlah. Maka, keliru jika ada orang mengatakan bahwa sabar itu ada batasnya. Ketahuilah bahwa sabar itu tidak ada batasnya. Selagi kita hidup, maka selama itu pulalah kita dituntut untuk bersabar. Sabar sepanjang hayat.

Yakinlah bahwa pertolongan Allah akan tiba bagi orang-orang yang sabar. Bahkan, saat dalam keadaan terhimpit sekalipun, pertolongan Allah pasti datang. Sebab, Allah bersama orang-orang yang sabar. Ingat peristiwa ketika Nabi SAW dan Abu Bakar terkepung oleh musuh di dalam goa persembunyiannya. Kala itu Abu Bakar merasa cemas dan khawatir, karena musuh sudah sangat dekat dengan keberadaan mereka. Lalu Nabi menenangkan Abu Bakar agar bersabar dan tidak bersedih hati sebab Allah bersama mereka.

Orang-orang yang sabar meyakini bahwa Allah selalu ada. Allah tidak akan meninggalkan hamba-hamba-Nya yang sabar. Allah adalah tempat bergantung bagi orang-orang yang sabar. Oleh sebab itu, kesabaran itu mengokohkan pribadi mereka. Kesabaran menumbuhkan sikap optimisme dalam memandang kehidupan. Mereka sadar bahwa hidup ini tidak akan pernah lepas dari ujian. Maka, mereka tidak meminta ujian itu dihilangkan, tapi yang mereka mohon adalah agar jiwa mereka dikuatkan dengan kesabaran.

Sabar bukanlah penderitaan melainkan keutamaan dan sifat mulia. Orang-orang yang tidak memiliki sifat sabar dalam dirinya justru akan mengurangi nilai keutamaan dalam dirinya. Mereka tak akan tumbuh menjadi sosok manusia kuat, padahal tantangan kehidupan semakin hari semakin berat. Bukan tidak mungkin, mereka akan kalah dalam pertempuran bahkan saat sebelum perang dimulai. Sebab, yang ada dalam dirinya hanyalah sikap pesimis dalam memandang kehidupan.

Orang pesimis adalah orang yang tak punya harapan hidup. Sikap pesimis dalam hidup itu akan membawanya kepada keputusasaan. Ini bukanlah watak orang beriman. Sebab, Al-Qur’an menyatakan: “Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah, hanyalah orang-orang yang kafir” (QS. 12: 87). Sekali kita berputus asa dari rahmat Allah, maka saat itu pulalah iman kita tercerabut dari akarnya. Jangan kita gadaikan iman kita dengan sikap pesimisme. Iman mengangkat derajat kemuliaan diri kita. Sementara pesimisme menjatuhkan ke lembah kehinaan dan penderitaan yang panjang.

Sahabat, yaang berat itu bukan rindu. Bukan…bukan itu. Tapi, yang berat itu adalah sabar. Tidak percaya? Maka, dengarkanlah firman Allah ini: “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antara kamu, dan belum nyata orang-orang yang sabar” (QS. 3: 142). Ayat ini jangan kita respons dengan sikap pesimisme, tapi tangkaplah pesan ayat tersebut sebagai penggugah hati dan penggedor daya juang kita dalam mengarungi kehidupan ini.

Saya yakin, surga adalah cita-cita tertinggi kita sebagai Mukmin. Oleh sebab itu, cita-cita yang mulia itu jangan diganti hanya dengan angan-angan. Sadarlah bahwa angan-angan hanya melenakan kita di atas tempat tidur yang empuk. Tapi, tidak dengan cita-cita. Cita-cita akan mendorong untuk terus berjuang dan bersabar dalam meraihnya. Hidup ini tidak seperti menyeberangi lautan yang tenang tanpa gelayut ombak. Tapi, rasanya mustahil lautan itu tidak berombak. Begitu pulalah kehidupan kita, penuh dengan gelombang ujian.

“Ataukah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan, dan diguncang (dengan berbagai cobaan), sehingga Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata: ‘Kapankah datang pertolongan Allah?’. Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat” (QS. 2: 214). Menurut keterangan para mufasir, ayat ini turun berkenaan dengan perang Ahzab, yang pada saat itu Rasulullah SAW diuji dan dikepung oleh musuh dalam jumlah besar.

Sahabat, jangan bersedih hati, sebab cobaan tak kunjung reda. Jangan bersedih hati, sebab bersabar atas setiap cobaan adalah jalan menuju kemenangan. Orang tidak akan mencapai kemenangan dalam perjuangan hidup kecuali dengan sabar. “Maka, bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu” (QS. 31: 17). “Bersabarlah! Dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah” (QS. 16: 127).

Sahabat, ambillah hikmah sabar itu. Diri ini harus kita penuhi dengan sifat sabar. Sabar itu memang berat. Tapi, catatlah, tidak ada sesuatu yang berat yang Allah pikulkan di pundak kita melainkan besarnya keutamaan yang akan kita raih dengan sabar itu di kemudian hari. Sabar dapat meneguhkan iman kita. Sabar dapat mengokohkan jiwa. Sabar dapat menumbuhkan sikap optimisme. Sabar mengantarkan kepada kemuliaan hidup di dunia dan akhirat. Orang-orang yang sabar akan dicukupkan Allah dengan pahala tak terhingga.

Dengarkan firman Allah ini: “Katakanlah: ‘Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertakwalah kepada Tuhanmu’. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas” (QS. 39: 10). “Hai orang-orang yang beriman! Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar” (QS. 2: 153).

*Penulis adalah Dosen AIK Universitas Ahmad Dahlan

Comment

Your email address will not be published

There are no comments here yet
Be the first to comment here