Kisah Pak Bolot, RT yang Pendengarannya Bermasalah
Oleh: Heru Prasetya*
Pada saat hiruk pikuk informasi yang sering berubah-ubah atau berbeda-beda sekarang ini, salah satu tontonan favorit saya adalah channel youtube, bukan televisi. Acara pilihan juga tidak berat-berat, tapi ringan, bahkan super ringan. Mungkin itu bagian dari mekanisme pertahanan diri atau defence mechanism, di tengah persoalan hidup yang kian berat, baik bidang ekonomi, social, politik, dan lain-lain.
Acara ringan yang menjadi pilihan adalah Talkshow dipandu Sule dan Andre. Dari pilihan itu bisa ditebak bahwa otak saya sedang tidak mau menerima beban terlalu berat. Sudah terlalu berat ketika direngeki istri dan atau anak-anak tentang berbagai hal. Sehingga otak kepengin merefresh dengan hiburan ringan. Otak ini terlalu capek merekam informasi “esuk dhele sore tempe”, mudah berubah.
Ketika Pak Haji Bolot dihadirkan dalam acara tersebut, adalah momen yang saya tunggu. Artis bernama asli Muhammad Sulaeman Harsono ini berperan sebagai Ketua RT, karena itu selalu dipanggil Pak RT atau cukup dengan sebutan T.
Siapapun bintang tamu Talkshow, kehadiran Pak RT selalu dominan. Apa istimewanya? Masalah pendengaran. Selalu selenco ketika diajak bicara. Lawan bicara ngomong A, dia jawab E, atau bahkan tidak nyambung sama sekali. Jalan sendiri, tidak peduli dengan omongan orang lain. Disitulah, menurut saya, kekuatan karakter akting Pak Bolot.
Misalnya, di salah satu sekuel dia berpakaian petugas SAR (search and rescue) lengkap. Dalam perbincangan berdurasi kira-kira 15 menit dengan Sule maupun Andre, tidak pernah nyambung. Ini yang menyebabkan kedua host sering uring-uringan, meskipun akting juga. Dan disinilah penonton, termasuk saya, tidak bisa menahan tawa. Belakangan diketahui, ternyata Pak RT salah dalam menerima perintah Pak Lurah. Pak Lurah memerintahkan dia survei harga di pasar, dikira diperintah menjadi petugas SAR.
“RT-nya begini, bagaimana rakyatnya,” gumam Sule.
Ada lagi ketika Pak Bolot menjadi penjual keliling menggunakan kotak ditenteng di dada. Di kotak itu ada hiasan lampu disko warna warni. Lagi-lagi, waktu sekitar 15 menit diisi dialog tak jelas arah, tapi mengundang gelak tawa, karena persoalan pendengaran Pak RT. Bolot mengaku disuruh Pak Lurah menghiasi kotak jualannya dengan lampu disko agar dagangan laris manis. Setelah ditelusuri, ternyata persoalan daya dengar menjadi penyebab semuanya. Pak Lurah menyuruh Pak RT memberi diskon harga agar laris, bukan lampu disko.
“RT-nya saja begini, bagaimana (nasib) warganya,” kata Sule merespon kelakukan Pak Bolot.
Peran Bolot seperti itu (selalu salah ketika mendengar) tidak hanya dalam acara Talkshow, hampir di setiap kehadirannya, artis kelahiran 5 Maret 1942 ini selalu berperan sebagai orang yang punya kekurangan kemampuan pendengaran. Lawan main bahkan sering menyebutnya sebagai (maaf) budeg,
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (kbbi) arti kata budeg atau budek adalah tuli. Sedangkan tuli adalah tidak dapat mendengar (karena rusak pendengarannya), pekak. Akibatnya, kesulitan berkomunikasi dengan orang lain. Karena Pak Bolot berperan sebagai Ketua RT, maka hal tersebut bisa berakibat pada warga di wilayah RT-nya. Bisa jadi Pak RT membuat keputusan yang menyengsarakan warganya, gara-gara masalah pendengaran.
Atau, “ketulian” Pak RT bisa menyebabkan tidak mampu mendengarkan aspirasi warganya, baik sebagian maupun seluruhnya. Sehingga keputusan yang diambil justru merugikan warga RT-nya sendiri, padahal ia yakin seyakin-yakinnya bahwa keputusannya sudah benar.
Dalam acara Talkshow yang saya ikuti melalui youtube itu, Andre dan Sule selalu dibuat uring-uringan dengan tingkah Pak RT. Kejengkelan keduanya sering diperlihatkan memuncak, akibatnya kedua host ini justru seperti sedang bertengkar. Kocaknya, dalam situasi seperti itu Pak Bolot melerai dan minta Andre dan Sule bersalaman. Andre dan Sule berpandangan, ini yang bermasalah Pak RT kok malah dia menampilkan diri sebagai juru damai.
Tidak ada pesan serius dalam tulisan ini, karena otak saya sedang tidak mampu berpikir berat. Tapi Pak RT seperti diperankan Pak Bolot memang sering menimbulkan persoalan serius dan menyengsarakan warganya.
Enjoy saja dan selamat menjalani hidup dengan bersenda gurau karena sesungguhnya “kehidupan dunia ini hanya senda gurau dan permainan. Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, sekiranya mereka mengetahui” (QS. Al ‘Ankabut: 64) dan beberapa surat lain. (*)
Tim Redaksi mediamu.com
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow