Lawan Corona, Belajar dari Vietnam, Laos, dan Kamboja
Data sampai 13 April 2020 kemarin, jumlah pasien positif corona di Indonesia mencapai 4.557 orang. Dari jumlah tersebut 399 orang meninggal dunia dan 380 pasien dinyatakan sembuh. Menurut juru bicara pemerintah khusus penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, terjadi penambahan 316 kasus positif dibandingkan hari sebelumnya.
Virus corona sudah menyerang lebih dari 200 negara sejak muncul di Wuhan, China, Desember 2020. Pada awal-awal penyebaran, pemerintah Indonesia pernah mengklaim zero kasus di negeri ini. Pintu keluar masuk dari dan ke Indonesia tetap dibuka lebar. Setelah didesak dunia internasional untuk jujur mengungkap data, maka satu demi satu kasus di Indonesia mulai terpublikasi.
PP Muhammadiyah adalah ormas besar keagamaan yang cepat merespon penyebaran virus ini di tanah air, antara lain dengan membuka seluruh RS PKU Muhammadiyah melayani pasien dengan gejala terkena virus corona, mengeluarkan instruksi/maklumat kepada masyarakat, meniadakan pembelajaran tatap muka di kelas seluruh tingkatan pendidikan.
Selain Indonesia, di sebagian besar negara sudah banyak pasien Covid-19 yang meninggal dunia. Sebut misalnya China, Italia, Amerika Serikat, dan Spanyol. Tapi ada tiga (3) negara di kawasan Asia Tenggara yang sampai saat “nol” kasus meninggal dunia, yaitu Vietnam, Laos, dan Kamboja.
Apa kunci sukses mereka? Berikut catatan mediamu.com yang diambil dari beberapa referensi media.
Menurut worldometers.info, di Vietnam ada 262 kasus corona, 144 sembuh dan tidak ada korban jiwa. Laos 19 kasus, belum ada yang sembuh dan tanpa kematian. Sedangkan Kamboja ada 122 kasus dan 77 di antaranya sembuh, tanpa korban jiwa.
VIETNAM
Gerakan pemerintah sudah dimulai sejak 1 Februari 2020. Serangkaian inisiatif untuk mengatasi corona sudah dimulai. Misalnya, menangguhkan semua penerbangan ke dan dari China, menutup seluruh sekolah setelah liburan tahun baru Imlek, semua kendaraan darat seperti bus, mobil sewaan, taksi ditangguhkan, kecuali layanan pengiriman makanan.
Dua minggu kemudian ditetapkan karantina 21 hari di Provinsi Vinh Phuc, utara Hanoi. Keputusan itu dipicu kekhawatiran terhadap status kesehatan pekerja migran yang kembali dari Wuhan, China, tempat virus corona pertama kali mewabah.
Keputusan itu diberlakukan hingga akhir April. Jarak fisik yang mereka lakukan bukan dengan memberhentikan aktivitas perdagangan atau layanan penting, melainkan membatasi masyarakat untuk keluar rumah jika tak ada keperluan mendesak.
Negara ini juga memberikan ultimatum agar seluruh masyarakat menggunakan masker di tempat umum seperti supermarket, stasiun, bandara, dan semua alat transportasi umum.
Perwakilan WHO di Vietnam Dr Kidong Park menghubungkan keberhasilan Vietnam mencegah penyebaran virus corona dengan langkah proaktif dan konsistensi pemerintah. Petugas kesehatan Vietnam membuat protokol untuk menilai infeksi dan tingkat keparahan.
Mereka menunjuk 30 pusat screening nasional untuk pengujian diagnosa Covid-19, serta 45 tim yang merespon secara cepat untuk membantu fasilitas kesehatan dalam menangani pasien.
LAOS DAN KAMBOJA
Laos sudah melakukan penguncian pada perbatasan wilayah sejak kasus corona booming di China. Negara itu juga menutup sekolah dan meminta rumah sakit untuk siaga penuh.
The Strait Times memberitakan, dengan bantuan WHO dan mitra, kementerian kesehatan Laos mengembangkan sistem pendeteksi yang kuat guna menanggapi ancaman kesehatan. “Ini (termasuk) memiliki laboratorium yang baik dan jaringan epidemiologis wabah terlatih yang tersebar di seluruh negeri,” kata Dr Reiko Tsuyuoka, pejabat WHO untuk kasus darurat.
Sedangkan Kamboja memerintahkan penutupan semua perbatasan dan provinsi. Lockdown secara nasional akan dilakukan mulai 16 April.
Institusi dalam negeri juga telah diterjunkan untuk mendiagnosa dan mengidentifikasi kasus corona di seluruh negeri. Alhasil 57,63% kasus dinyatakan sembuh. (hr)
Sumber: cnbcindonesia.com
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow