Membenahi Arah Kiblat Saat Belajar di Rumah

Membenahi Arah Kiblat Saat Belajar di Rumah

Smallest Font
Largest Font

Oleh: Masriana Anisa Br Damanik*

PADA masa pandemi ini, perkuliahan dilaksanakan secara daring. Mahasiswa banyak meluangkan waktunya di rumah. Banyak mahasiswa yang memutuskan kembali ke kampung halaman. Hal ini memberikan potensi kontribusi nyata mahasiswa pada kampung halamannya. Salah satunya melalui pembenahan arah kiblat di musholla rumah dan masjid.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Ahmad Dahlan berasal dari berbagai pelosok daerah di Indonesia. Mereka sudah mendapatkan bekal pengukuran arah kiblat, baik secara formal di mata kuliah Astronomi maupun di Kelompok Studi Astronomi dan Antariksa Universitas Ahmad Dahlan (ANDROMEDA).

Pada tanggal 27 Mei dan 28 Mei pukul 12.18 waktu Makah atau pukul 16.18 WIB, posisi matahari berada tepat di atas Ka’bah. Sehingga tidak ada bayangan Ka’bah saat itu. Seluruh muslim di dunia menjadikan Ka’bah sebagai arah kiblat untuk melaksanakan sholat, sesuai perintah Allah SWT dalam surah Al Baqarah ayat 144, 149 dan 150. Nah dengan adanya fenomena matahari berada tepat di atas Ka’bah, kita dapat mengukur arah kiblat walaupun berada di Indonesia.

Banyak metode yang bisa dilakukan untuk mengukur arah kiblat. Selama ini ada lima metode yang sering digunakan yaitu (1) menggunakan alat bantu kompas, (2) menggunakan alat bantu tongkat istiwak, (3) menggunakan rasyd al-qiblah global, (4) mengunakan rasyd al-qiblah local, dan (5) menggunakan alat bantu teodholit. Nah metode rasyd al-qiblah global ini yang dilakukan saat matahari di atas Ka’bah.

Muhammad Fikri Sya’bani melakukan pengukuran di Musholla Istimra Adam’i yang berlokasi di Cempedak, Lobang, Sei Rampah, Sumatera Utara, dengan koordinat 3°29’0,5388” Lintang Utara dan 99°5’47,427” Bujur Timur pada tanggal 27 Mei 2020 pukul 16.18. Dengan memanfaatkan tongkat yang diposisikan berdiri dan mendapat sinar cahaya matahari langsung sehingga memperoleh bayangan. Arah bayangan ini yaitu 180 derajat dari arah kiblat. Sehingga, dengan memberikan penanda arah bayangan maka dapat ditentukan arah kiblat yang tepat di musholla tersebut.

Mir’atun Nafiah melakukan pengukuran di daerah Pubian, Lampung Tengah, dengan koordinat 5°2’55,2408″  Lintang Selatan dan 104°52’46,5168″ Bujur Timur pada tanggal 28 Mei 2020 pukul 16.18 WIB. Uniknya, percobaan ini menggunakan gagang sapu. Mulanya, sapu dibiarkan berdiri tegak, selanjutnya matahari akan menyinari gagang sapunya hingga terbentuk sebuah bayangan. Selain menggunakan gagang sapu, tongkat juga bisa digunakan.

Seperti pengukuran ala Vindi Ariskasari dari Mesuji Makmur, Sumatera Selatan. Vindi melakukan pengukuran pada lokasi dengan koordinat 2°59′27,99″ Lintang Selatan 104°45′24,24″ Bujur Timur. Pengukuran arah kiblat di Singkut, Sarolangun, Jambi,  dengan koordinat 2°30’4″ Lintang Selatan dan 102°42’13” Bujur Timur dilakukan oleh Cintha Ayu Wandira. Pengukuran dilakukan 28 Mei pukul 16.18 WIB. Saat itu memang tidak semua wilayah Indonesia dapat mengukur akibat kondisi mendung di berbagai tempat. Beruntungnya, tidak banyak awan menutupi matahari di Sumatera.

Selain melakukan pengukuran, arah kiblat juga bisa dihitung menggunakan sejumlah perangkat lunak dengan memasukkan data lintang dan bujur. Dari hasil pencocokan antara pengukuran dan perhitungan, arah kiblat tidak banyak perbedaan. Hal ini meyakinkan upaya pelurusan arah kiblat dapat dilakukan dengan cara yang mudah. Ilmu yang didapatkan di universitas dapat diterapkan di masyarakat.

Meskipun harus belajar di rumah, mahasiswa tetap semangat mengaplikasikan ilmunya untuk perbaikan kualitas kehidupan di masyarakat. Astronomi hanya salah satu dari sekian banyak ilmu yang diperoleh di Prodi Pendidikan Fisika Universitas Ahmad Dahlan. Untuk menjadi mahasiswa di UAD sangat mudah, tinggal kik pmb-online.uad.ac.id. Bahkan bisa menggunakan nilai rapor.

UAD selalu berkomtimen untuk mencetak generasi ilmuwan yang mempunyai moral dan intelektual agar selalu dapati berperan aktif di masyarakat. (*)


*Mahasiswa Pendidikan Fisika UAD

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow

Berita Terkait