Cinta Sebagai Pelengkap Hati Dalam Kehidupan

Cinta Sebagai Pelengkap Hati Dalam Kehidupan

Smallest Font
Largest Font

Eko Harianto*

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Tulisan ini merupakan bagian dari tulisan yang sudah ada sebelumnya (mediamu.id-28 Jun 2018). Dalam kehidupan –selain hati–, cinta memiliki peranan penting. Dan bila berbicara yang namanya cinta tentu akan memiliki banyak arti. Karena setiap manusia yang hidup dan menggunakan pikirannya pasti memiliki arti masing-masing tentang cinta. Tentu juga akan berbeda dengan arti cinta yang saya miliki.

Masalah cinta pada bahasan kali ini ialah masalah cinta antar manusia. Berbicara tentang cinta, tidak pernah ada larangan, agama yang ada di dunia ini memberikan pengajaran tentang cinta. Dalam diri setiap manusia mempunyai kebutuhan untuk mencintai dan dicintai. Bila tidak ada rasa cinta dalam kehidupan kita, maka dunia tempat kita berpijak juga tidak akan rukun dan hanya dikuasai rasa permusuhan dan berprasangka buruk.

Sebab dalam cinta, mampu untuk memberikan motivasi yang membangun bagi manusia. Tidak akan ada lagi suatu rasa yang dapat memotivasi selain rasa cinta dan bahagia. Cinta diibaratkan cahaya, bukan pencetus masalah dan pembawa derita. Tidak akan ada alasan dan kata-kata yang dapat diberikan kepada orang yang tidak pernah mengalami jatuh cinta, yang dapat melukiskan tentang pengalaman cintanya. Dan pengalaman cinta itu bersifat kasih sayang dengan penuh kegembiraan, kebahagiaan, kepuasan, kebanggaan bahkan perasaan yang meluap.

Di dalam cinta terdapat unsur yang mampu mempengaruhi pikiran, sikap dan perilaku orang yang jatuh cinta karena ‘virus’ dari obyek yang dicintainya. Ia dapat menumbuhkan power of love tersendiri dalam diri manusia untuk menghadapi rintangan yang harus dihadapinya.

Erich Fromm memberikan konsep cinta terdiri dari empat unsur, dan harus ada dalam perilaku yang disebut “cinta” itu sendiri.

  1. Care (perhatian)

Perhatian diperlukan agar dapat memahami kehidupan, perkembangan yang maju atau mundur, baik atau buruk, dan bagaimana kesejahteraan objek yang dicintainya.

  1. Responsibility (tanggung jawab)

Dalam menjalin hubungan perlu adanya rasa tanggung jawab. Sebab tanpa adanya tanggung jawab tidak akan ada pembagian yang seimbang. Tanggung jawab diperlukan atas kemajuan, kebahagiaan, dan kesejahteraan objek yang dicintai. Maksudnya ialah bagaimana kesiapan dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah yang dihadapi.

  1. Respect (hormat)

Hal ini menekankan pada bagaimana menghargai objek yang dicintai apa adanya dan tidak bersikap sekehendak hati alias semau gue.

  1. Knowledge (pengetahuan)

Pengetahuan diperlukan guna mengetahui seluk-beluk daripada objek yang dicintai. Bagaimana kehidupan masyarakat tempat tinggal. Tidak mementingkan egoisme diri saja. Sebagaimana pepatah yang mengatakan, “Tak Kenal Maka Tak Sayang”. Bila objek yang dicintai adalah manusia, maka harus dapat memahami bagaimana kepribadiannya, latar belakang yang membentuknya, dan kecenderungan dirinya. Dan yang harus dipahami lagi ialah bahwa kepribadian seseorang itu terus berkembang.   

Sementara itu, Ibn al-Qayyim al-Jauziyyah mengatakan bahwa di antara motif pendorong cinta yang paling utama yaitu:

  1. Sifat orang yang dicintai dan pesona keindahannya.
  2. Perasaan orang yang mencintai terhadap orang yang dicintai.
  3. Keserasian yang meliputi keselarasan dan kesesuaian antara orang yang mencintai dan orang yang dicintai.

Mudah-mudahan dengan berlandaskan dari adanya rasa cinta dan hati yang bersih dapat memberikan manfaat dan hubungan baik kepada sesama manusia. Karena dengan hati dan cintalah manusia dapat berpikir untuk positif dan terhindar dari segala macam penyakit hati.


*Penulis adalah Mahasiswa S3 PPI UMY

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow

Berita Terkait