Opini

Opini

Opini

May 9, 2024
Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang

I Call It Opportunity, Not Limitation

Oleh: Julia Rahmawati*

Menyikapi meluasnya penyebaran virus Covid-19, pemerintah memberlakukan berbagai kebijakan, antara lain PSBB, PSBB Transisi, PPKM Darurat, hingga PPKM level empat. Kebijakan-kebijakan ini secara luas memengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat, salah satunya bidang akademik.

Mahasiswa pun diterpa berbagai dilema dan permasalahan. Keterbatasan yang dihadapi mulai dari pembelajaran daring yang mengharuskan “bertarung” dengan ketidakstabilan jaringan di beberapa daerah, kesulitan memahami pembelajaran karena tidak dapat berinteraksi langsung dengan dosen, kecemasan akan keberlangsungan pendidikan akibat kondisi ekonomi keluarga yang tidak stabil, serta menurunnya prestasi akademik dan non akademik.

Namun, setelah bertahan menghadapi kondisi pandemi yang terus berkelanjutan, mahasiswa mulai menyadari bahwa mereka tidak dapat terus terkungkung seraya menyalahkan keadaan yang pada dasarnya di luar kendali mereka.

Keterbatasan-keterbatasan yang ada kemudian dipandang dari sudut yang berbeda, dan pada akhirnya dianggap sebagai peluang besar untuk mengembangkan diri. Beberapa alasan untuk memandang keterbatasan sebagai peluang, terutama di masa pandemi diantaranya yaitu.

Kesempatan yang lebih luas

Penerapan perkuliahan jarak jauh atau daring memperluas kesempatan mahasiswa untuk mengembangkan diri pada berbagai bidang yang tidak terbatas di segi akademik. Pemerintah menerapkan kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang menawarkan berbagai program yang dapat diikuti mahasiswa seluruh Indonesia, di antaranya Kampus Mengajar, Magang Merdeka, KKN Tematik, Pertukaran Mahasiwa Merdeka, Proyek Kemanusiaan, Riset atau Penelitian, Studi Independen, Wirausaha, IISMA serta berbagai program lain yang ditawarkan Kemdikbud seperti Kredensial Mikro Mahasiswa Indonesia (KMMI).

Jika pada perkuliahan normal, mahasiswa hanya dapat mengikuti satu perkuliahan atau kegiatan dalam satu waktu, pada perkuliahan daring dapat memiliki kesempatan bebas untuk mengikuti berbagai kegiatan atau program pengembangan diri yang diselenggarakan berbagai pihak dalam waktu yang bersamaan. Tidak menutup kemungkinan satu mahasiwa mengikuti perkuliahan daring di kampus nasional dan kampus internasional sekaligus.

Selain untuk individu, mahasiswa yang terlibat dalam organisasi mahasiwa (ormawa) juga dapat memperluas relasi dan menambah pengetahuan dengan melakukan kolaborasi bersama ormawa atau pihak lain yang berbeda budaya serta lokasi sangat jauh. Pada kondisi normal hal ini akan sulit dilakukan mengingat berbagai pertimbangan seperti jarak, waktu serta biaya yang harus dikeluarkan tidak sedikit.

Pertukaran pengalaman dan informasi ini dapat membuka wawasan baru bagi kedua pihak, selain itu sistem yang dirasa bermanfaat dapat diadaptasi demi pengembangan dan kesuksesan organisasi mahasiswa masing-masing.

Adaptasi teknologi

Penggunaan internet pada perkuliahan jarak jauh memaksa berbagai pihak untuk lebih akrab dengan berbagai teknologi yang ada, terutama bagi mahasiswa. Mereka dituntut aktif dan kreatif memanfaatkan teknologi yang ada disekitar mereka untuk dapat bertahan sekaligus mengasah kreativitas pada masa pandemi.

Penugasan berupa desain poster luaran KKN Mengajar dan PLP, serta editing luaran video Practicum of Tourism merupakan sedikit dari berbagai tuntutan perkuliahan ynag memaksa mereka untuk lebih melek teknologi. Hal yang saat ini dirasa sebagai suatu tuntutan, bisa saja di kemudian hari disyukuri sebagai percepatan dan penunjang penerapan program digitalisasi yang diberlakukan pemerintah.

Dalam jangka panjang, adaptasi teknologi ini juga mempersiapkan mahasiswa untuk pada masa mendatang menjadi calon lulusan yang lebih siap menghadapi era industri 5.0. Hingga tidak ada alasan untuk menjadi ragu dan tidak percaya diri menghadapi tuntutan perubahan zaman.

Mahasiswa sebagai bagian dari ujung tombak perjuangan bangsa sudah sepatutnya mampu bersikap dinamis terhadap berbagai perubahan dan kondisi, salah satunya kondisi pandemi yang saat ini kita hadapi. Kemampuan beradaptasi dengan suasana baru dan memandang fenomena dari berbagai sudut pandang berbeda membuat mahasiwa mampu mengubah keterbatasan menjadi suatu kesempatan emas untuk mengembangkan potensi diri. (*)

*Penulis adalah mahasiswa S1 Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Ahmad Dahlan

Comment

Your email address will not be published

There are no comments here yet
Be the first to comment here