Keagungan Akhlak Nabi Muhammad SAW
Oleh: Abdur Rauf*)
Sehari yang lalu, Kamis, 12 Rabi’ul Awwal 1442 H atau bertepatan dengan 29 Oktober 2020 M, umat Islam memperingati hari penting dan agung dalam sejarah, yakni maulid Nabi Muhammad SAW. Peringatan maulid Nabi Muhammad SAW ini menjadi momentum bagi umat Islam untuk meresapi kembali ajaran ataupun nilai-nilai yang dibawa oleh Nabi agung itu.
Salah satu risalah yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW adalah ajaran akhlak. Sebagaimana Nabi Muhammad SAW sendiri menyatakan dalam hadisnya: “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia” (HR. Bukhari).
Akhlak memiliki kedudukan yang penting dan sentral dalam Islam. Dalam sebuah riwayat dikatakan bahwa seseorang bertanya kepada Rasulullah SAW: “Ya Rasulullah, apa itu agama?” Kemudian Rasulullah SAW menjawab: “(Agama) adalah akhlak yang baik”.
Akhlak yang baik (akhlaq al-karimah) harus menghiasi jiwa setiap muslim. Jika ada seseorang yang mengaku muslim, tapi akhlaknya buruk, maka orang tersebut sesungguhnya tidak memahami betul esensi dari ajaran Islam sebagaimana yang telah disebutkan dalam hadis di atas.
Rasulullah SAW adalah sebaik-baik teladan bagi kita. Al-Qur’an memberikan pujian kepada Rasulullah SAW dengan mengatakan bahwa: “Sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar memiliki budi pekerti yang agung” (QS. Al-Qalam/ 68: 4)
‘Aisyah, yang tak lain adalah istri beliau, juga memuji suami tercintanya tersebut dengan mengatakan bahwa akhlak beliau adalah Al-Qur’an. Hal ini dikatakan ‘Aisyah kepada para sahabat Rasul, saat para sahabat tersebut bertanya tentang pribadi Rasul.
Apabila akhlak Rasulullah SAW adalah Al-Qur’an, maka sudah dipastikan bahwa segala tindak tanduk beliau adalah sesuai dengan pedoman Al-Qur’an. Apa yang diperintahkan Al-Qur’an, beliau kerjakan. Dan apa yang dilarang Al-Qur’an, maka beliau tinggalkan. Itulah keluhuran akhlak yang ada pada diri Rasulullah SAW.
‘Aidh Abdullah Al-Qarni juga mengatakan: “Kesuksesan luar biasa besar ditorehkan Rasulullah SAW tidak terlepas dari kisah sukses beliau dalam memerankan diri sebagai sosok manusia yang berakhlak mulia (akhlaq al-karimah). Akhlak inilah yang mengawali tugas-tugas mulia yang dibebankan Tuhan kepadanya”.
Michael Heart juga memosisikan Nabi Muhammad SAW pada posisi pertama dalam karyanya “Seratus Tokoh Berpengaruh dalam Sejarah”. Michael Heart mengatakan: “Muhammad adalah satu-satunya manusia dalam sejarah yang berhasil meraih kesuksesan luar biasa, baik dalam soal agama maupun soal dunia”.
Annie Besant, seorang teosof Inggris, juga menuturkan: “Setiap kali saya membaca ulang tentang dia (Muhammad), saya sendiri merasakan kekaguman yang baru, menimbulkan rasa hormat yang baru kepada Guru Bangsa Arab yang agung itu”.
Begitulah ungkapan-ungkapan pujian yang dilontarkan beberapa tokoh dunia. Tidak hanya muslim, bahkan di kalangan non-muslim pun secara jujur mengakui keagungan dan kemuliaan akhlak Rasulullah SAW. Tentu, di luar sana masih sangat banyak yang mengagumi sosok agung itu.
Sebagai muslim dan sebagai umat Nabi Muhammad SAW, bagaimana seharusnya akhlak kita terhadap beliau?
Paling tidak ada tiga poin tentang bagaimana kita berakhlak kepada Nabi SAW. Pertama, mencintai dan memuliakan beliau. Kedua, mengikuti dan menaati beliau. Ketiga, senantiasa mengucapkan shalawat dan salam untuk beliau.
Allah SWT berfirman:
“Katakanlah: ‘Jika kalian (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku (Muhammad), niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu’. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Ali-Imran/ 3: 31).
“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) Hari Kiamat dan dia banyak mengingat Allah.” (QS. Al-Ahzab/ 33:21).
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. Al-Ahzab/ 33: 56)
*)dosen AlK Universitas Ahmad Dahlan
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow