Sedulur Setrum Yogyakarta, Tukang Listrik yang Berbagi untuk Sesama
Oleh: Sucipto Jumantara*
Pernahkan Anda mendengar komunitas bernama Sedulur Setrum Yogyakarta? Ya, ini adalah wadah bagi para tukang listrik di Yogyakarta yang mempunyai program jasa pemasangan listrik gratis terutama untuk tempat ibadah, anak yatim, dan dhu’afa.
Saya mendapatkan informasi langsung dari salah satu pengurusnya yakni Zainal Arifin. Ia kemudian menyarankan saya untuk mengunjungi akun facebook mereka.
Dokumentasi yang mereka unggah setiap kali selesai melakukan pemasangan listrik.
“Puji Syukur Alhamdulillah Agenda Sedulur Setrum berbagi untuk hari ini pemasangan 6 kwh meter gratis untuk 1 dhuafa dan 5 tempat ibadah berjalan lancar tanpa ada halangan suatu apa. Rute hari ini, Kretek Parangtritis-Mredo, Sewon-Kanggotan, Pleret-dan 3 kwh untuk wilayah Dlingo. Semoga Bermanfaat dan Berkah buat kita semuanya. Aamiin
Terima kasih atas partisipasi tenaga dan materinya untuk agenda yang mulia ini. Semoga akan jadi tabungan amal jariyah kita semuanya.Aamiin
Wajah-wajah penuh perjuangan, penuh semangat, dan keikhlasan terpancar dalam foto dan video yang mereka bagi. Begitu pula raut muka bahagia terlihat di wajah penerima bantuan.
Zainal kelahiran 1985, tinggal di Dusun Kertopaten RT 02 Wirokerten, Banguntapan, Bantul. Ia adalah pekerja freelance BTL (Biro Tenaga Listrik). Dulu sekolah di SMP Muhammadiyah Banguntapan lulus tahun 2001, kemudian di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta lulus 2004. Ketika di SMK sering ikut kegiatan-kegiatan sosial bersama pandu HW. Dari situlah secara tidak langsung mulai tertanam jiwa sosialnya.
Komunitas Sedulur Setrum Yogyakarta (SSY) berdiri 10 April 2017 di Kertopaten RT 02. Mereka sering membantu pemasangan listrik gratis untuk dhu’afa, anak yatim-piatu, dan tempat ibadah. “Kita sadar bahwa apa yang kita dapatkan ada 2,5% menjadi hak mereka. Semangat kita adalah berbagi dan migunani tumraping liyan,” jelas Zainal.
SSY awalnya hanya 8 (delapan) orang. Karena kegiatan sering diunggah di media sosial akhirnya banyak tukang listrik menyatakan bergabung. Sekarang anggotanya 104 orang.
Zainal juga menyampaikan bahwa menurut penjelasan ketuanya, Bahrun Efendi, tujuan mengumpulkan teman-teman seprofesi dalam kegiatan sosial adalah tolong menolong. Agar semua tahu dan sadar pentingnya hidup bersama dan saling menolong antarsesama.
Sebelum anggota banyak seperti sekarang, komunitas ini bernama Konco Listrik. Seiring berjalannya waktu dan adanya antusiasme dari teman-teman seprofesi akhirnya nama diganti menjadi Sedulur Setrum.
SSY dalam melayani warga dhu’afa akan lebih dulu melakukan survei dengan menimbang tempat tinggal dan pendapatan sehari-hari. Anggota SSY juga minta informasi tetangga terdekat. Kegiatan ini tidak terbatas untuk kaum muslim, juga yang beragama selain Islam.
Selain kumpul melalui group media sosial, juga ada kopi darat tapi tidak pasti tempatnya. Namun bagi yang ingin berkunjung bisa ke beberapa tempat. Untuk wilayah timur bisa ke Mandiri Elektrik (Pak Bahrun), wilayah selatan Lumintu Elektrik (Zainal), wilayah barat di Sutet Jaya Power (Dimas), wilayah utara di Antera Elektrik (M.Dori), wilayah Gunungkidul bisa ke Udin Teknik. Mereka mempunyai kegiatan rutin arisan tiap tanggal 15.
Bukankah selama ini ada program juga dari pemerintah untuk pemasangan listrik secara gratis? “Banyak yang belum tersentuh dan terbatas, sedangkan untuk tempat ibadah PLN tidak ada pemasangan gratis.” jelas Zainal yang juga Bendahara SSY.
Untuk penggalian dana dikordinasi Ketua SSY dan M. Dori, salah satu penasihat dan pembimbing SSY. “Dana kami dapat selain dari anggota juga para donatur yang luar biasa dari kenalan-kenalan anggota SSY,” ungkapnya.
Seluruh masyarakat bisa mengakses program komunitas ini lewat media sosial SSY dan dari story WA anggota. “Kami membantu pemasangan listrik gratis dan instalasi khusus dhu’afa yang memenuhi kriteria, kalau tempat ibadah tidak ada pengecualian. Kecuali masjid milik pribadi atau instansi,” kata Zainal.
Sejak berdiri SSY sudah hampir memasang 600 unit di seluruh DIY, bahkan sampai Temanggung dan Klaten. Tidak ada target jumlah memasang, tapi menyesuaikan permohonan masuk dari komunitas sosial seperti AMPIRI, Peduli Dhu’afa, Semut Ireng, Pasal, dan Berkah Bantul.
Tidak hanya sosial pemasangan listrik gratis, SSY juga membantu menyalurkan peralatan sholat, buku iqro’, kitab-kitab, dan Al Qur’an untuk Ponpes dan TPA yang membutuhkan.
Untuk bergabung di komunitas ini tidak ada syarat khususnya, “Yang penting mau berjuang dan bersosial karena kegiatan ini murni kegiatan sosial yang tidak menghasilkan, malah tombok. Tidak harus punya keahlian listrik,” jelasnya.
Apa suka dukanya? Ternyata banyak suka daripada duka. Dukanya pas waktu mau masang, sudah janjian, dan sudah ditunggu, ternyata terhalang cuaca. Solusinya harus ganti hari pas cuaca baik. Kadang kendala pas permintaan banyak donatur kurang. “Kami harus mencari donatur keluar. Karena kadang kondisi perekonomian dari semua anggota tidak sama. Kadang proyek pas sepi,” katanya.
Pernah sekali mereka ditipu dan dimanfaatkan salah satu komunitas sosial untuk kepentingan kampanye komunitas itu. Padahal, lanjut Zainal, mereka sama sekali tidak mengeluarkan biaya. Setelah itu SSY selektif ada anggota yang datang ke lokasi untuk mensurvei apakah bantuan benar-benar layak diberikan atau tidak.
Sampai kapan komunitas ini akan terus dijalankan? “InsyaAllah akan kami jalankan terus sampai ada generasi penerusnya,” tandasnya.
SSY membuka lebar-lebar untuk semua kalangan yang mau berpartisipasi dan juga terbuka untuk masalah donasi dari siapapun. Berapapun nominal donasi akan diterima dan dishare sebagai wujud keterbukaan.
Untuk sementara SSY tidak memperluas wilayah di luar DIY, karena kekuatan masih terbatas.Di wilayah DIY sudah banyak permohonan yang masuk. Kecuali jika ada anggota atau komunitas dari luar yang mau bergerak di wilayahnya maka bisa diberikan bantuan, seperti contoh di Temanggung dan Klaten.
Zainal berharap kepada pemerintah agar melihat kegiatan SSY, sehingga bisa memberikan membantu kegiatan mereka. Khusus kepada para anggota SSY diharapkan selalu diberikan kesehatan, kelancaran rezeki, dan tidak kapok, tidak bosan berbagi kepada sesama dan migunani tumrap ing liyan. Selalu kompak dan entengan.
Dari Abu Hurairah r.a. Rasulullah SAW bersabda: “Apabila manusia itu meninggal dunia maka terputuslah segala amalnya kecuali tiga: yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak sholeh yang mendoakan kepadanya.” (HR Muslim). (*)
*Penulis adalah Tim Redaksi mediamu.com
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow